Pengertian Munggahan, Tradisi Jelang Ramadan

munggahan
Pengertian Munggahan, Tradisi Jelang Ramadan (www.pixabay.xom)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM – Munggahan adalah tradisi turun-temurun yang diwarisi oleh masyarakat Sunda sebagai bentuk persiapan spiritual menjelang bulan Ramadan. Biasanya, tradisi ini dilakukan pada H-2 atau H-1 sebelum Ramadan tiba, tepatnya di penghujung bulan Sya’ban. Masyarakat Sunda yang merantau atau ngumbara seringkali menyempatkan diri untuk pulang kampung guna berkumpul dengan keluarga, bermaaf-maafan, dan melakukan berbagai ritual pensucian diri.

Bagi masyarakat Sunda, munggahan bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Tradisi ini mencerminkan sikap luhur dalam menyambut bulan penuh berkah dan ampunan. Salah satu bentuk pensucian diri dalam munggahan adalah ziarah kubur, di mana keluarga yang masih hidup mendoakan leluhur mereka sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan kehidupan yang fana. Selain itu, ada tradisi botram atau makan bersama keluarga sebagai simbol kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi.

Kegiatan lain yang umum dilakukan adalah mandi besar atau kramas di pemandian khusus, yang melambangkan pensucian diri sebelum memasuki bulan Ramadan. Pensucian ini tidak hanya bersifat fisik tetapi juga batin, agar seseorang lebih siap dalam menjalani ibadah puasa dengan hati yang bersih. Selain itu, masyarakat juga melakukan pembersihan masjid sebagai persiapan untuk ibadah tarawih yang akan berlangsung selama Ramadan. Kajian agama dan ceramah menjelang Ramadan menjadi bagian dari tradisi ini, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dan memperkuat ketakwaan.

Baca Juga:Sejarah dan Asal-usul Mudik, Ternyata Berasal dari Kata IniRamalan Cuaca Mingguan Khusus Provinsi Jawa Barat Tanggal 24 Februari hingga 2 Maret 2025

Dalam Kamus Basa Sunda, kata unggah berarti suatu tindakan menaiki sesuatu dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Sementara itu, dalam Kamus Umum Bahasa Sunda, kata munggah diartikan sebagai hari pertama puasa, yaitu tanggal satu Ramadan. Makna ini sejalan dengan filosofi munggahan yang mengajarkan bahwa seseorang harus menaikkan atau meningkatkan kualitas diri sebelum memasuki bulan suci.

Tradisi munggahan juga mencerminkan nilai-nilai yang selaras dengan ajaran Islam. Bermaaf-maafan, menjalin silaturahmi, dan melakukan berbagai amalan baik menjelang Ramadan merupakan bagian dari al-adat al-shahihat atau kebiasaan baik yang dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, munggahan menjadi bentuk implementasi ajaran Islam dalam budaya lokal yang tetap relevan hingga kini.

0 Komentar