Geger Tersebarnya Daftar Janda di Cianjur, PA: Itu Hoaks

Pesan janda
Gedung PA Cianjur Kelas 1A, Jalan Raya Bandung, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah.
0 Komentar

CIANJUR, Cianjur.jabarekspres.com – Warga Cianjur digegerkan dengan beredarnya pesan berantai di aplikasi Whatsapp (WA) yang menampilkan daftar nama janda yang disebut berasal Pengadilan Agama (PA) area Cianjur per 26 Oktober 2024.

Dalam pesan yang diteruskan berkali-kali itu, terdapat 41 nama wanita lengkap dengan usia dan nomor teleponnya. Bahkan tertulis jika klasifikasi pesan tersebut A1 atau berasal dari sumber terpecaya dan telah diverifikasi kebenarannya.

Di akhir pesan tersebut, tercantum kalimat ‘Indahnya berbagi’ dan ‘diperuntukan bagi pensiunan yang mau cari atau tambah atau ganti pasangan’. Pesan itu menyebar di grup-grup WA sejak Kamis, 7 November 2024 pagi.

Baca Juga:Pengamanan Maksimal, Polres Cianjur Terapkan 3 Ring saat Debat Kandidat di Cipanas BesokPolisi Usut Dugaan Adanya Pejabat PUTR Cianjur yang Terlibat Kasus DL

Saat dikonfirmasi, Humas Pengadilan Agama (PA) Cianjur Kelas 1A, Ahmad Yani memastikan jika daftar tersebut adalah hoaks dan bukan produk dari PA Cianjur.

“Kita juga baru mengetahuinya tadi pagi. Kita tegaskan itu bukan produk data dari PA Cianjur. Kami sudah telusuri mulai dari staf Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) sampai ke staf bidang lain, tidak ada yang mengeluarkan data tersebut. Jadi itu data palsu atau hoaks,” ungkap Ahmad Yani saat ditemui Cianjur Ekspres di kantornya, Jalan Raya Bandung, Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah, Kamis siang.

Menurutnya, PA merahasiakan data-data personal milik masyarakat yang dilayani oleh institusinya. Nama, alamat, urusan, hingga nomor telepon tersimpan rapi di database milik PA Cianjur.

Selain itu, pendaftaran untuk mengurus keperluan di PA Cianjur kini menggunakan sistem daring. Masyarakat hanya perlu mencantumkan nama, alamat e-mail, dan nomor telepon agar memudahkan PA saat akan memanggil yang bersangkutan. Tujuannya agar memudahkan masyarakat demi pelayanan prima lembaganya.

“Semua tertata di bagian arsip, ada petugasnya yang menjaga. Jadi kita tidak sembarangan untuk mengeluarkan data pribadi. Informasi publik yang kami biasa sampaikan itu hanya statistiknya saja seperti berapa perkara yang masuk, berapa persentase yang diputus. Jadi tidak ada data detail yang kita publikasi seperti pesan yang menyebar itu,” ungkapnya.

Melihat daftar nama dari ‘janda-janda’ itu, Ahmad Yani meyakini jika itu semua dibuat secara acak. “Sepertinya semua namanya acak (random) atau ngasal,” kata dia.

0 Komentar