Hulu Migas Butuh Dukungan: Jaminan Ketersediaan Energi Nasional

Migas
Ilustrasi - Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro (kanan) dan Country Head Indonesia Rystad Energy Sofwan Hadi dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-SKK Migas
0 Komentar

cianjur.jabarekspres.com, ANT – Country Head Rystad Energy Indonesia, Sofwan Hadi, menekankan urgensi dukungan komprehensif untuk memaksimalkan potensi sumber daya gas bumi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional.

Untuk diketahui, penemuan sumber daya gas bumi besar (giant discovery) di South Andaman dan Geng North menunjukkan bahwa Indonesia memiliki hampir separuh dari cadangan gas bumi di Asia Tenggara. Penemuan tersebut meningkatkan minat investor global untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi.

“Kondisinya adalah peluang ada, potensi sangat besar, tetapi bagaimana proyek ini bisa berjalan sehingga dapat meyakinkan investor global. Itu yang harus menjadi prioritas saat ini,” kata Sofwan melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca Juga:Selama Gelaran HUT RI di IKN, 18 SPKLU PLN Layani 340 Transaksi Pengisian Mobil ListrikSCM Summit 2024: Solusi Tepat untuk Tingkatkan Nilai Lokal dalam Industri Hulu Migas

Salah satu dukungan utama yang mendesak dilakukan, yaitu menciptakan kebijakan fiskal yang tepat, termasuk insentif dan tax regime yang bisa memastikan keekonomian proyek migas ke depan serta keleluasaan bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terkait pilihan production sharing contract (PSC) gross split atau kembali kepada cost recovery.

“Ini bisa menjadi pilihan yang bagus untuk KKKS karena karakteristik setiap wilayah kerja berbeda dan membutuhkan PSC yang berbeda. Selain itu, insentif berdasarkan waktu (time-based incentive) juga bisa mendorong percepatan monetisasi proyek,” ungkap Sofwan.

Dukungan mendesak lainnya adalah penetapan harga gas domestik dan infrastruktur untuk memastikan distribusi gas.

Menurut Sofwan, jika harga gas domestik tidak bisa menutup transport cost, maka yang terjadi akan mempengaruhi minat investor untuk mengembangkan proyek-proyek tersebut.

“Hal yang perlu diingat oleh para stakeholders adalah keberadaan industri migas masih memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi sehingga keberpihakan menjadi kunci dan bersifat mendesak untuk mencapai hal tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Hudi D. Suryodipuro menyampaikan SKK Migas terus mendorong agar monetisasi proyek-proyek yang telah dan akan berjalan dapat segera terwujud.

“SKK Migas dan seluruh KKKS terus bekerja sama mengembangkan potensi migas di Indonesia untuk memperkokoh peran industri hulu migas sebagai salah satu pilar ketahanan energi,” kata Hudi.

0 Komentar