cianjur.jabarekspres.com, ANT – Berdasarkan data BPS, komoditas bijih logam, terak, dan abu menjadi penyumbang utama peningkatan nilai ekspor Indonesia pada bulan Juli 2024.
Menurut Plt Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, peningkatan ekspor Indonesia didorong oleh tiga komoditas utama, yaitu bijih logam, logam mulia beserta perhiasannya, dan mesin serta peralatan listrik.
“Secara bulanan, komoditas yang menopang peningkatan ekspor adalah bijih logam, terak dan abu ini ke Jepang, Tiongkok dan India. Kedua,logam mulia, perhiasan ke Jepang, Hong Kong dan Yordania. Ketiga, mesin dan perlengkapan elektrik ke Amerika Serikat, Singapura dan Korea Selatan,” ujar Amalia di Jakarta, Kamis.
Baca Juga:BPS Ungkap Alasan di Balik Penurunan Drastis Impor Pakaian dari TiongkokKemenperin: Selama 3 Dekade, Gas Industri Konsisten Dukung Industri Lain
Pada Juli 2024, nilai ekspor komoditas bijih logam, terak dan abu mencapai 691,2 juta dolar AS, logam mulia dan perhiasan 266,8 juta dolar AS serta mesin dan perlengkapan elektrik 168,6 juta dolar AS.
Di sisi lain, terdapat juga penurunan ekspor pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 770,2 juta.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencapai 22,21 miliar dolar AS atau naik 6,55 persen dibanding ekspor Juni 2024. Dibanding Juli 2023 nilai ekspor naik sebesar 6,46 persen.
Ekspor nonmigas Juli 2024 mencapai 20,79 miliar, naik 5,98 persen dibanding Juni 2024 dan naik 5,87 persen jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2023.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2024 mencapai 147,30 miliar dolar AS atau turun 1,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai 137,98 miliar dolar AS juga turun 1,75 persen.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juli 2024 naik 1,01 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 10,55 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 12,35 persen.
Ekspor nonmigas Juli 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu 4,82 miliar dolar AS, disusul Amerika Serikat 2,15 miliar dolar AS dan Jepang 1,78 miliar dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,11 persen.
Baca Juga:BI: Pertumbuhan ULN Indonesia Terkendali di Triwulan II-2024Pemerintah Pastikan Ketersediaan Hunian Pekerja di IKN: Bantah Isu Kekurangan Air
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar 3,71 miliar dolar AS dan 1,44 miliar dolar AS.