BI: Pertumbuhan ULN Indonesia Terkendali di Triwulan II-2024

BI
Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Kamis (16/11/2023). Bank Indonesia (BI) mencatat, utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar 393,7 miliar dolar AS pada triwulan III 2023, turun dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 396,5 miliar dolar AS dimana penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)
0 Komentar

cianjur.jabarekspres.com, ANT – Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyatakan bahwa posisi utang luar negeri Indonesia pada triwulan II-2024 tetap berada dalam batas yang aman.

Posisi ULN Indonesia mencapai 408,6 miliar dolar AS pada triwulan II-2024, tumbuh 2,7% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan baik dari sektor publik maupun swasta.

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden, terukur, oportunistik dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” kata Erwin di Jakarta, Kamis.

Baca Juga:Pemerintah Pastikan Ketersediaan Hunian Pekerja di IKN: Bantah Isu Kekurangan AirJalankan Amanat UU Perlindungan Data Pribadi, PLN Pastikan Data Pelanggan Aman dengan Sistem Terenkripsi

Ia menuturkan posisi ULN pemerintah pada triwulan II-2024 sebesar 191,0 miliar dolar AS, atau mencatat kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy), berlanjut dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,9 persen (yoy).

Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah utamanya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (20,9 persen dari total ULN pemerintah); administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,8 persen); jasa pendidikan (16,8 persen); konstruksi (13,6 persen); serta jasa keuangan dan asuransi (9,5 persen).

Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah.

Selain itu, ULN swasta tetap terjaga, pada triwulan II-2024 posisi ULN swasta tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS, atau tumbuh 0,3 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,2 persen (yoy) pada triwulan I-2024.

Perkembangan tersebut didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang tumbuh 0,6 persen (yoy) di tengah ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang masih mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9 persen (yoy).

Baca Juga:Pastikan Wilayah Pembangunan PLTA UCPS Merdeka, PLN Gelar Sosialisasi di Bandung BaratArmada Bus Listrik Mewah Siap Antar Tamu VIP di Upacara HUT RI ke-79 IKN

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari s​​ektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik dan gas; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 79,1 persen dari total ULN swasta.

0 Komentar