Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa tingkat literasi statistik di masyarakat masih terbatas.
“Teman-teman BPS terbuka secara online, data-data ini bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Pertanyaannya, berapa banyak yang mengakses data-data itu untuk mengambil keputusan di perusahaan, lingkungan keluarga, dan lebih jauh, di pemerintah,” katanya.
“Ini menjadi PR. Kami akan koordinasi dengan teman-teman dari Perpusnas, Kementerian Pendidikan, dan dari multistakeholder,” sambung Herman.
Baca Juga:Audiensi dengan Badan Kesbangpol Cianjur, HMI Diminta Pertahankan Idealisme dan Wawasan KebangsaanBey Machmudin Pastikan Website PPDB Normal
Menurut data, hanya sekitar 0,01 dari 1.000 orang Indonesia yang memiliki minat dalam membaca.
Herman berharap mudah-mudahan dari 0,01 tersebut termasuk individu yang tertarik dengan bidang statistik.
“Kita akan konsultasikan sehingga ke depan, bagaimana data-data BPS ada di perpustakaan desa, di taman baca sehingga masyarakat didekatkan dengan data statistik, yang pada akhirnya mereka memanfaatkan. Tentu harus ada sosialisasi edukasi agar masyarakat mengerti,” pungkasnya.