CIANJUREKSPRES- Memasuki pertengahan bulan Sya’ban, masyarakat muslim banyak yang mencari tahu tentang jadwal awal Ramadan 2024.
Seperti diketahui, setiap kelompok Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah hingga memiliki cara tersendiri untuk menentukan awal ramadan.
NU cenderung menggunakan metode hisab atau perhitungan astronomi untuk menentukan awal bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Baca Juga:Profil Legolas Rompies dan Geng TAI Pelaku Bullying Binus SchoolDaftar Nama Anggota Geng Anak Vincent Rompies, Banyak Anak Pesohor!
Sedangkan Muhammadiyah lebih cenderung menggunakan metode rukyatul hilal atau pengamatan langsung bulan baru untuk menentukan awal bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Karena perbedaan pendekatan ini, seringkali ada perbedaan satu hari antara awal puasa dan hari raya antara NU dan Muhammadiyah.
Namun, penting untuk dicatat bahwa baik NU maupun Muhammadiyah mengikuti prinsip-prinsip Islam yang sama dalam menentukan awal bulan Ramadan dan hari raya, hanya saja mereka menggunakan metode yang berbeda.
Lantas kapan jadwal awal Ramadan 2024 NU? Simak selengkapnya!
Jadwal Awal Ramadan 2024 NU
NU bersama dengan pemerintah akan melakukan sidang isbat untuk menentukan jadwal awal ramadan 2024.
Sidang isbat tersebut biasanya dilaksanakan pada akhir bulan Sya’ban dilakukan melalui pengamatan hilal di sejumlah titik di Indonesia.
Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024.
Sidang Isbat ini akan digelar di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.
Baca Juga:4 Fakta Sekolah Anak Vincent Rompies, Biaya Fantastis!Anak Vincent Rompies Jadi Pembully, Netizen: Boikot!
Sebagai informasi sidang Isbat adalah istilah dalam konteks penentuan awal bulan Hijriyah, terutama untuk menentukan awal bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri. “Isbat” dalam bahasa Arab berarti “memperkuat” atau “mengesahkan”.
Sidang Isbat adalah pertemuan atau rapat yang diadakan oleh otoritas agama atau lembaga resmi yang bertanggung jawab untuk menentukan awal bulan Hijriyah berdasarkan pengamatan bulan baru atau perhitungan astronomi.
Dalam sidang ini, biasanya para ulama, astronom, dan pejabat agama berkumpul untuk memutuskan apakah bulan baru telah dimulai atau belum.
Jika bulan baru telah dipastikan, maka penetapan tersebut akan diumumkan kepada masyarakat Muslim agar mereka dapat memulai ibadah puasa Ramadan atau merayakan Idul Fitri sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.