“Lebih ke diagnosis untuk mendeteksi gangguan jiwa, rawat inap sama aja tapi tidak sedetail yang ada di Marjuki Mahdi atau Cisarua yang dengan ruangan ber sel atau pintu seperti penjara. Istilahnya hanya menangani gangguan jiwa atau depresi ringan. Kalau berat kita rujuk,” tuturnya.
Sementara itu, di Pemilu tahun sebelumnya, dia meyakini ada gangguan jiwa depresi ringan, sedang, sampai berat pasti ada saja.
“Pengalaman saya dulu waktu di Poli juga yang datang ke poli gigi ada yang seperti itu gangguan jiwa akibat dari nyaleg selatan saya ngobrol wawancara dari gagal nyaleg. Dan persentasenya menurut saya itu bisa banyak,” katanya.
Baca Juga:Demam Berdarah Renggut 4 Korban JiwaAHY Resmi Masuk Jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju
“Di kondisi sekarang ini gangguan jiwa semakin meningkat. Jadi penyakit tidak menular, mental head. Kesehatan mental itu trennya semakin naik untuk kasus-kasus kesehatan jiwa itu. Jadi dua orang dokter jiwa sudah cukup untuk sekarang,” pungkasnya. (dik)