CIANJUREKSPRES – Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto kembali menjadi objek pemberitaan media asing. Kali ini yang menjadi sorotan terkait perekonomian RI jika Prabowo resmi jadi orang nomor satu di Indonesia.
Kantor berita Channel News Asia (CNA) Singapura, menulis artikel opini bertajuk ‘Commentary: With Prabowo poised to be next Indonesia president, his challenge is to ensure Cabinet continuity’.
Artikel tersebut mengutip analisis Andree Surianta, penerima gelar PhD Australia Awards di Crawford School of Public Policy, Australian National University, yang telah dimuat Lowy Institute, The Interpreter.
Baca Juga:Juru Parkir Raih Ribuan Suara dalam Pileg 2024Poster Deretan Menteri Kabinet Indonesia Emas Hoaks
Dalam analisis itu menyebut Prabowo telah berjanji akan meneruskan gaya pemerintahan yang diusung Presiden Jokowi yakni koalisi besar dan program infrastruktur besar. Selain itu, Prabowo juga akan meningkatkan belanja pertahanan dan bantuan sosial.
“Koalisi besar biasanya berarti menawarkan jabatan menteri sebagai imbalan atas kesetiaan partai. Namun, strategi pendapatannya masih belum jelas, sehingga pendanaan program-program ini kemungkinan besar memerlukan lebih banyak utang pemerintah,” sebagaimana tercantum dalam analisanya.
“Potensi pelonggaran disiplin utang publik memicu kekhawatiran investor, mengingat Indonesia telah dipuji atas pengelolaan fiskal yang bijaksana di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan saat ini Sri Mulyani Indrawati,” imbuhnya.
“Kepergiannya (Sri Mulyani) diperkirakan akan memperparah kekhawatiran ini dan menghadirkan tantangan besar pertama bagi upaya Prabowo untuk mempertahankan kepemimpinannya,” jelasnya lagi menilik adanya kemungkinan Sri Mulyani hengkang dari kabinet baru Prabowo nanti.
Seperti diketahui ketika kampanye pemilihan presiden (pilpres) ada sejumlah isu pengunduran diri menteri. Dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dikabarkan menjadi salah satu menteri yang berpotensi mundur, diluar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
“Sri Mulyani menjabat di bawah dua presiden dan memenangkan penghargaan internasional karena berhasil membawa Indonesia melewati berbagai krisis ekonomi,” tulisnya lagi.
“Basuki Hadimuljono telah hadir sejak masa jabatan pertama Jokowi dan merupakan tokoh kunci dalam penyediaan infrastruktur, terutama upaya besar-besaran untuk membangun ibu kota negara yang baru. Retno Marsudi juga terdaftar pada tahun 2014 dan sejak itu terbukti menjadi diplomat terampil yang mampu mencegah KTT G20 yang kacau di tengah meningkatnya ketegangan di Eropa,” paparnya menyebut nama dua menteri lainnya.