Akibat naiknya harga daging ayam, penjualannya pun menurun drastis. Sebelum harga naik, dirinya mengklaim bisa menjual mulai 20 hingga 50 kwintal dalam sehari. Namun saat ini, penjulannya hanya sekitar empat sampai 10 kwintal sehari.
“Stoknya kurang makanya mahal. Kita pasokannya dari peternakan ayam di Kecamatan Karangtengah. Hal itu sangat berpengaruh pada penjualan. Saat ini paling empat sampai 10 kwintal padahal kita buka 24 jam. Waktu harga normal bisa 20 sampai 50 kwintal sehari,” jelasnya.
Masih di Pasar Muka, seorang pedagang telur M Taufik Ikbal (29) menyebutkan harga telur ayam ras kini mencapai Rp29 ribu per kilogram dari asalnya Rp27 ribu. Padahal pasokan telur terbilang lancar dan stok pun aman.
Baca Juga:Harga Beras Terus Meroket, Pedagang Sembako dan Ibu Rumah Tangga MengeluhDigelar Lima Hari, PPK Kecamatan Cianjur Lakukan Pleno Rekapitulasi Penghitungan Surat Suara Pemilu 2024
“Kita tidak tahu apa penyebab harganya naik. Tapi naiknya itu pada pas H-2 pencoblosan, pada Senin (12/2) berangsur naik ke Rp29 ribu,” jelasnya.
Kata dia, hingga saat ini belum ada informasi kapan harga telur akan turun. Apalagi menjelang bulan Puasa nanti, diperkirakan harga telur akan kembali alami kenaikan. “Belum ada info (turun harga),” ujarnya.
Di sisi lain, pedagang beras di Pasar Muka Dede Abdul Wahab (44) menyebutkan jika harga beras paling murah kini berada di kisaran Rp16 ribu per liter. Padahal, biasanya untuk harga di grade yang sama hanya berkisar Rp13 ribu.
“Harga beras paling murah kini Rp16 ribu, lalu Rp16.500, dan premium di angka Rp17 ribu,” ujarnya.
Kata dia, harga beras yang terbilang tinggi itu sudah bertahan lama sekitar dua bulan ke belakang. “Sudah dari dua bulan lalu naik-naik terus. Stoknya memang sudah susah dari pabrik-pabrik beras,” kata dia.(zan)