CIANJUREKSPRES – Calon presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan menilai pemerintah Indonesia saat ini masih longgar soal tindak pidana korupsi. Bahkan dia pun menyinggung Indonesia cenderung lebih mementingkan politik koneksi dibanding meritokrasi.
Meritokrasi sendiri adalah sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial.
“Apakah kita mau tatanegara Indonesia seperti ini terus? Longgar soal korupsi, (sistem politik) meritokrasi diganti koneksi. Apa mau dibiarkan terus?,” ungkap Anies usai menggelar kampanye akbar di Lapangan Prawatasari, Kecamatan Cianjur pada Kamis (8/2).
Baca Juga:Ribuan Pencari Kerja Datangi DisnakertransMamaos dan Maenpo Bakal Jadi Ekstrakulikuler Wajib
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu yakin jika para pemilih khususnya para influenser yang memiliki follower jutaan akan sadar pada detik-detik jelang pemilihan pada 14 Februari mendatang bahwa Indonesia butuh perubahan.
“Mereka itu (influenser) punya kesibukannya sendiri-sendiri. Tapi kami yakin makin mendekati Pemilu mereka semakin yakin kalau kita perlu perubahan,” ungkapnya.
Kata Anies, hal itu juga terbukti dengan adanya 15 juta orang yang sudah mendaftar untuk mengahdiri kampaye terakhir pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 di Jakarta International Stadium (JIS) pada 10 Februari 2024 mendatang.
“Semua bisa hadir, tidak ada batasan, yang penting pastika tertib, rapi dan hormati semua,” kata dia. (zan)