7 Makanan Sakral dari Pulau Jawa Makanan dengan Makna

Makanan Sakral
Makanan Sakral
0 Komentar

CIANJUREKSPRESMakanan sakral di Jawa memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat dan tradisi keagamaan yang diwarisi dari leluhurnya.

Makanan sakral itu tidak hanya disajikan sebagai hidangan, tetapi juga mengandung makna filosofis dan simbolis yang berkaitan dengan doa, harapan, dan penghormatan kepada leluhur atau Tuhan.

Selain makanan sakral pula masih banyak lagi makanan sakral yang terdapat di berbagai daerah di Jawa, masing-masing dengan makna dan filosofi yang unik.

Berikut beberapa makanan sakral khas Jawa yang terkenal.

Baca Juga:Efek Bully pada Anak Menimbulkan Trauma Jangka PanjangBegini Cara Menanggapi Anak yang Dibully dengan Baik

7 Makanan Sakral dari Pulau Jawa

1. Tumpeng

Nasi kuning yang dibentuk kerucut seperti gunung, melambangkan kemakmuran dan harapan meraih rezeki berlimpah. Biasanya disajikan dalam berbagai acara seperti selamatan, pernikahan, dan peringatan hari besar.

2. Ayam Ingkung

Ayam kampung utuh yang dimasak tanpa bumbu pekat, melambangkan keteguhan, kebersamaan, dan doa untuk keselamatan. Sering disandingkan dengan tumpeng sebagai sesaji dalam berbagai upacara.

3. Sego Golong

Nasi yang dibungkus dengan daun pisang atau kertas minyak, umumnya berisi lauk-pauk sederhana. Melambangkan kesederhanaan, kebersamaan, dan rasa syukur atas rezeki yang diterima. Disajikan dalam upacara adat, sedekah, atau slametan.

4. Bubur Suro

Bubur putih dan merah yang dimasak pada bulan Suro (Muharram) dalam penanggalan Jawa. Melambangkan keseimbangan antara kebaikan dan keburukan, serta tolak bala dari hal-hal buruk.

5. Gunungan

Hidangan berbentuk gunungan yang terbuat dari berbagai bahan, seperti hasil panen, jajanan pasar, atau kue-kue tradisional. Melambangkan kesuburan, kemakmuran, dan ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas hasil bumi. Sering dijumpai dalam upacara bersih desa atau sedekah bumi.

6. Kupat Lepet

Ketupat yang dibungkus dengan janur (daun kelapa muda) berbentuk unik. Disajikan saat Lebaran Ketupat (seminggu setelah Idul Fitri), melambangkan kemenangan melawan hawa nafsu dan harapan untuk saling memaafkan.

7. Bubur Merah Putih

Hidangan wajib untuk menyambut kelahiran bayi. Bubur merah melambangkan kehidupan duniawi, sedangkan bubur putih melambangkan kesucian dan kehidupan spiritual.

0 Komentar