Jelang Pergantian Tahun Harga Cabai Meroket

Jelang Akhir Tahun Harga Cabai Meroket. (net)
Jelang Akhir Tahun Harga Cabai Meroket. (net)
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Jelang pergantian tahun, harga cabai di pasaran masih melambung seperti cabai rawit Rp83 ribu per kilogram dari harga normal Rp60 ribu. Sementara untuk Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting) lainnya masih terpantau normal.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur, Komarudin, mengatakan, menjelang pergantian tahun, harga Bapokting di pasaran rata-rata cukup stabil. Hanya saja untuk harga cabai rawit yang kemarin mahal di harga Rp85 ribu, saat ini turun Rp2 ribu.

“Menjelang tahun baru hari ini ada penurunan sekitar Rp2 ribu, sekarang harganya menjadi Rp83 ribu. Kemudian cabai merah besar dari Rp80 turun menjadi Rp77 ribu. Ada dua komoditas yang harganya sedikit turun,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Rabu (27/12/2023).

Baca Juga:Diskoperdagin Pesimis Target PAD bisa TercapaiPendangkalan Sungai Dikhawatirkan Warga jadi Penyebab Banjir

Sementara itu, untuk harga-harga Bapokting yang lain masih cenderung stabil, jika melihat pasokan ketersediaan itu masih cukup banyak. Komarudin pun meyakini bahwa untuk persiapan tahun baru tidak akan ada kenaikan yang signifikan.

“Kecuali di bawang merah naik Rp1000, dari Rp35.800 naik ke Rp36 ribu. Kemudian bawang putih itu juga dari Rp4.400 naik menjadi Rp5 ribu. Komoditas yang lainnya seperti beras kemudian gula pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur masih stabil,” ungkapnya.

Dia menyebut, harga normal cabai biasanya di Rp60 ribuan. Tapi sekarang karena musim hujan, masa tanam sudah mulai ada beberapa wilayah yang sudah panen cabe.

“Jadi saya jamin lah tidak akan ada kenaikan di tahun baru. Harga cabai, saya rasa penyebabnya di daerah, karena kebutuhan di daerah lain yang meningkat. Untuk Cianjur sendiri masih di harga cabai merah Rp36 ribu,” tegasnya.

“Tapi kalau di kota lain itu masih Rp80 ribu. Konsumsinya mereka lebih banyak, mungkin karena daerah lain, rata-rata rumah makan yang berkecimpung di rumah makan biasanya membutuhkan banyak. Kalau di Cianjur stabil,” pungkasnya. (dik)

0 Komentar