Lebih lanjut ia mengungkapkan, selama tahun 2023 strategi dan upaya Disperindag Jabar dalam memperluas pasar ekspor yaitu mengikuti berbagai pameran terbaik di luar negeri diantaranya:
– Pameran Tokyo International Gift Show (TIGS) pada bulan Februari 2023, dilakukan dalam rangka mempromosikan produk fashion, kerajinan, ekonomi kreatif yang bekerjasama dengan Dekranasda Jawa Barat);
– Pameran Specialty Coffee Expo – Oregon, Portland Amerika Serikat pada bulan Maret 2023, dilakukan dalam rangka mempromosikan produk kopi unggulan Jawa Barat;
Baca Juga:P2TP2A Cianjur: Pernikahan Sejenis Akibat Kelalaian AdministrasiMobil Terbakar Usai Isi Bensin di SPBU Kandangsapi
– Pameran Thaifex Anuga Asia di Thailand (bulan Mei 2023), Seoul Food di Korea Selatan (bulan Juni 2023), dan Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) (bulan September 2023), dilakukan dalam rangka mempromosikan produk makanan dan minuman dari pelaku usaha khusus Petani Milenial Jawa Barat, seperti: rendang kaleng, artisan teh, keripik gedebog pisang, keripik jamur, madu, sambal ikan, keripik kulit ayam;
– Pameran Centrestage Hongkong sekaligus misi dagang di Hong Kong bersama KJRI Hong Kong pada bulan September 2023 yang dilakukan dalam rangka mempromosikan produk fashion, kerajinan, dan ekonomi kreatif lainnya seperti makanan olahan.
– Dan terakhir adalah Pameran Vietnam Food Expo pada bulan Desember 2023 yang dilakukan dalam rangka mempromosikan produk Petani Milenial Jawa Barat komoditas rempah dan makanan olahan.
Selama tahun 2023, beber Noneng, Jawa Barat mencatatkan nilai ekspor mencapai 3,12 miliar USD atau meningkat 2,43% jika dibandingkan bulan September 2023. Namun dibandingkan periode yg sama tahun sebelumnya (Oktober 2022) turun 0,84%. Ekspor Nonmigas Oktober 2023 mencapai 3,07 miliar USD. Secara kumulatif nilai ekspor Jawa Barat Januari-Oktober 2023 mencapai 30,76 miliar USD atau mengalami penurunan sebesar -5,54% dibanding periode yg sama tahun 2022. ”Tantangan dan kendala yang dihadapi pelaku usaha dalam mengembangkan pasar ekspor utamanya pelaku usaha UMKM antara lain Kualitas produk UKM/IKM yang perlu ditingkatkan supaya berdaya saing secara nasional maupun internasional. Juga kuantitas kontinuitas produk berupa kapasitas produksi UKM yang belum memadai dalam memenuhi target pemenuhan kebutuhan buyer selain pemahaman mengenai administrasi ekspor. Untuk itu, Disperindag Jabar berkomitmen untuk terus mendorong pelaku usaha dalam meningkatkan ekspor mereka melalui berbagai program antara lain fasilitasi kemasan, pembinaan dan pelatihan pelaku usaha, bimbingan teknis dan konsultasi, serta promosi dan misi dagang,” pungkas Noneng. (*)