Pemuda Cianjur Datangi McDonald’s, Serukan Boikot Produk Afiliasi Israel

ilustrasi pemuda cianjur
ilustrasi: Dokumentasi Rikzan RA
0 Komentar

CIANJUR, cianjurekspres – Para pemuda Cianjur dari Majelis Dzikir dan Sholawat (Mazolat) Pilar Jagat mendatangi dan menggelar kampanye terbuka untuk boikot usaha-usaha yang berafiliasi dengan Israel di gerai restoran cepat saji McDonald’s di Jalan Siliwangi pada Minggu (5/11/2023).

Para pemuda itu membawa bendera Palestina dan poster-poster bertuliskan ‘Membeli McDonald’s berarti membunuh rakyat Palestina’ juga ‘Stop Memperkaya Amerika.’

Ketua Umum Mazolat Pilar Jagat Fawaid Abdul Qudus mengatakan, pihaknya meminta warga Cianjur untuk tidak membeli barang-barang dari merek dagang yang ditengarai menjadi donatur Israel pada perang yang terjadi di Gaza, Palestina saat ini.

Baca Juga:Menyamar Jadi Penjual Pulsa, Pengedar Obat Terlarang Ditangkap PolisiPohon Tumbang Timpa Pengendara, Empat Orang Luka

“Karena McDonald’s ini merupakan produk Amerika yang diketahui menjadi donatur perang untuk Israel. Mereka ini sponsor utama Israel,” kata Qudus saat ditemui.

Pihaknya pun meminta pada umat Muslim di Cianjur untuk tidak lagi membeli makanan cepat saji di McDonald’s. “Ayo umat Islam, lumpuhkan perekonomian antek-antek yahudi dengan tidak berbelanja di gerai yang berafiliasi dengan mereka,” ujarnya.

Selain itu, Fawaid Abdul Qudus juga menyebutkan jika pihaknya menuntut lima hal pada pemerintah terkait adanya perang di Palestina.

Pertama, pihaknya meminta DPRD Cianjur berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Israel. Kedua, meminta pemerintah untuk memberi bantuan militer, kesehatan juga logistik bahan pokok pada Palestina baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ketiga, menuntut Pemerintah Pusat untuk membuat peraturan yang melarang peredaran produk dagang yang berafiliasi dengan Israel. Keempat, meminta Pemerintah Pusat untuk meninjau kembali keefektifan keanggotaan Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Dan kelima, kami meminta pada Pemerintah Pusat untuk memasukan materi anti-penjajahan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia,” tegasnya. (can)

0 Komentar