Filosofi dan Nilai Tugu Bubur di Pacet Cianjur

Filosofi dan Nilai Tugu Bubur di Pacet Cianjur
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Masyarakat Cianjur mempertanyakan pembangunan tugu bubur yang berlokasi di jalan raya Cipanas- Cianjur tepatnya di daerah Pacet. Karena dinilai tugu bubur tersebut tidak memiliki estetika.

Setelah membangun sejumlah tugu dibeberapa pertigaan di wilayah Kota dan Selatan, sehingga menuai protes dari berbagai kalangan dan kembali dirubah, kali ini Dinas terkait membangun tugu mangkuk bubur ayam.

Sama dengan tugu-tugu lainnya, berbagai kalangan seperti Akademisi, Seniman, Budayawan, Tokoh Publik dan warga melampiaskan protesnya di media sosial dengan dalih yang sama, bahwa tugu tersebut tidak memiliki filosofi dan melanggar estetika.

Baca Juga:Kabar Gembira, iPhone 15 Tahun Ini akan RilisRendy Kjaernett Mengaku Khilaf dan akan Memperbaiki Kesalahannya

“Apa makna dari mangkuk bubur ayam yang dijadikan tugu dipertigan Jalan Raya Pacet itu?. Apakah ada sejarah yang mendalam dari mangkuk bubur tersebut sehingga terbentuknya Kota Cianjur?,” kata Eko Wiwit Budayawan Cianjur.

BACA JUGA: Tempat Wisata Hits Cianjur Cocok untuk Liburan Sekolah

Estetika terkait pembangunan tugu di Cianjur, ungkap Eko, selama ini tidak pernah mendasar atau berdasar alias asal jadi dengan judul tugu, tanpa memikirkan filosofi dan nilai sejarah dari tugu tersebut.

“Saya berharap di tempat kelahiran saya di Cianjur, tepatnya Kawasan Puncak-Cipanas, Cianjur ada monumen atau tugu, atau apalah namanya dengan sosok atau objek dalam dua hal pokok tentang sejarah atau ketokohan yang menjadi legenda,” ujarnya.

Lanjut Eko, “Sosok Dalem Cikundul yang di gambarkan dengan cerita “Kuda Kosong” maka kuda sebagai identitas, legenda Cianjur yang berkaitan dengan Cikundul dan Gunung Gede atau sosok Presiden Pertama Indonesia, Soekarno, yang banyak kisah hidup di Cipanas,” katanya.

Bahkan tambah dia, fakta ada tempat khusus peninggalan Soekarno di Istana Cipanas (Gedung Bekas Belanda) dan Tugu Taruna Giri di Ciloto-Puncak serta banyak cerita tempat singgah sang Proklamator di Cianjur.

“Kenapa tidak flora dan fauna yang ada di Kawasan Puncak Cianjur yang identik dengan kawasan hijau dan hutan belantara bisa dijadikan simbol dalam membuat monumen atau tugu di Kawasan Cipanas,” ucapnya.

Hal senada disampaikan dari berbagai tokoh muda di Cianjur, mereka berharap pembangunan tugu atau monumen harus berdasarkan estetika dan kajian mendalam tidak asal bangun karena mengunakan dana terlepas dana APBD atau hadiah.

0 Komentar