Beberapa wujud ondel-ondel ada yang menyeramkan dengan rambut gimbal dan gigi bertaring. Ini dimaksudkan agar roh jahat takut dengan wajah raksasa yang menyeramkan, sehingga tidak mengganggu manusia. Selain itu, dulunya banyak sesajen dan upacara sebelum pertunjukan ondel-ondel dengan maksud mengusir roh jahat serta filosofi kehidupan.
Saat ini memang pertunjukkan ondel-ondel menjadi lebih sedikit karena generasi modern lebih menyukai hiburan seperti film atau band. Meski begitu, di Jakarta masih sering dijumpai ondel-ondel, baik untuk keperluan hiburan, perayaan, atau sekedar pajangan.
Pertunjukan Ondel-Ondel
Ondel-ondel berbentuk boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu, dan dihiasi pakaian serta aksesoris yang menyerupai manusia. Dalam pertunjukan, boneka ini digerakkan dari dalam oleh seseorang yang biasanya laki-laki karena beban yang cukup berat.
Umumnya, boneka ondel-ondel dibuat berpasangan, layaknya pengantin laki-laki dan perempuan dengan pakaian yang indah. Ondel-ondel lelaki dibuat berwarna merah, melambangkan semangat dan keberanian. Ondel-ondel perempuan berwarna putih yang menandakan kesucian dan kebaikan.
Baca Juga:Semarak HUT Jakarta ke-496 2023, Intip Tema dan Logonya!Penyebab Kasus Rabies Pada Anak Indonesia Tinggi
Tinggi ondel-ondel adalah sekitar 2,5 meter dengan lebar 80 sentimeter, maka wajar jika memiliki berat 20-25 kg. Boneka ini dibuat dari anyaman bambu agar saat dipikul lebih ringan. Bagian kepalanya mirip topeng yang diberi ijuk sebagai rambut, atau hiasan kepala runcing khas Melayu yang disebut kembang kelapa.
Pakaian ondel-ondel lelaki biasanya berwarna gelap, sedangkan untuk perempuan memakai warna cerah motif polos atau kembang-kembang, dan keduanya memakai selendang.
Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi dengan berbagai kesenian lainnya. Seperti musik yang biasa mengiringi adalah tanjidor, gambang kromong, musik rebana, gendang pencak, dan lain-lain.
Komunitas Ondel-ondel Jakarta
Pendiri Komunitas Ondel-Ondel Yogie Achmad menyebut bahwa saat ini masyarakat melihat ondel-ondel dengan sebelah mata. Hal itu karena maraknya ondel-ondel yang mengamen di jalanan tanpa alat musik lengkap.
“Mereka keliling meminta dan memintanya memaksa, sangat miris sebagai wakil betawi melihat kondisi tersebut,” kata Yogie Achmad
Komunitas Ondel-Ondel DKI Jakarta yang didirikan Yogie Achmad itu bertujuan mengembangkan betawi, khususnya ondel-ondel. Selain itu, komunitas ini juga dijadikan sebagai tempat berkumpulnya pegiat seni untuk terus melestarikan budaya Betawi.