Kisah Edwin Sean, Sukses Jadi Direktur Utama di Usia 20 Tahun

Kisah Edwin Sean, Sukses Jadi Direktur Utama di Usia 20 Tahun
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – NANDI Muhammad Januar atau lebih dikenal dengan nama Edwin Sean Al-Mahbubby adalah seorang pengusaha yang telah meraih banyak keberhasilan di usianya yang masih muda.

Dia merupakan Founder sekaligus Direktur Utama PT. ARTEMIS BOSPHORA ARTHAGENA, sebuah perusahaan yang bergerak di 10 Sektor bisnis, yakni Export-Import, International education centre, Tour and travel, Property, Perdagangan tekstil, Restoran, Cafetaria, Spa, Agrikultur, Peternakan dan berbagai pengembangan bisnis lainnya.

Edwin lahir pada tanggal 6 Januari 2001 di Australia. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ibunya seorang penyanyi Qasidhah terkenal berdarah sunda, sedangkan ayahnya blasteran Indonesia-Korea. Namun kedua orang tuanya kemudian berpisah sebelum ia lahir. Edwin tumbuh dan tinggal bersama ibunya.

Baca Juga:Jelang Idul Adha, Ribuan Ekor Hewan di Cianjur Diperiksa KesehatannyaBupati Cianjur Klaim Program 1.000 Km Jalan Beton Sudah Tercapai 50,2 Persen

Sejak kecil ia pun tidak pernah tahu bagaimana wajah ayah kandungnya, hal tersebut semakin membulatkan tekadnya untuk berupaya lebih keras demi memperbaiki kehidupan dan keluarganya. Hidup berpindah-pindah dari kostan satu ke kekostan lain. Beberapa kali ibunya menikah, mereka juga sempat mengalami KDRT.

Sempat Mengalami Depresi Berat

Edwin mengalami banyak hal pahit, namun yang paling membekas di hatinya sampai membuat mentalnya hancur adalah kejadian dimana ia dituduh warga setempat sebagai penyebab kematian temannya sendiri yang jatuh terpeleset ke dalam sungai.

Kematian temannya dan fitnah dari warga itu membuat Edwin kecil mengalami trauma dan depressi berat. Ia semakin menutup diri dari orang-orang , bahkan sempat beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.

“Sempat waktu itu pake Cutter ke tangan, untungnya gak kena nadi, dan langsung mendapat penanganan. Pernah juga minum obat, dan ternyata hanya menambah masalah saja. Tapi setelah itu saya sadar dan tidak melakukan hal bodoh itu lagi,” ungkap Edwin.

Edwin sering berpindah-pindah sekolah karena mengalami perundungan oleh temannya, hal ini dikarenakan ketika itu ia belum fasih beribicara Bahasa Indonesia, ia lebih pandai berbicara dengan Bahasa Inggris, sebelum akhirnya kini juga menguasai Bahasa Turki.

Ibunya kembali menikah ketika Edwin hendak melanjutkan sekolah MTSN Sukamanah, Pesantren Cihideung. Setelah lulus, ia melanjutkan di MAN 1 Darussalam Ciamis, dan pada saat itu ibunya menikah Kembali dengan KH. Drs. Nandang Mahbub yaitu Pimpinan Pesantren Nurul Huda.

0 Komentar