CIANJUREKSPRES- Toga dan jubah menjadi atribut yang penting dalam rangkaian acara wisuda. Tapi apakah anda tahu bagaimana sejarah toga dan jubah wisuda yang dipakai para wisudawan tersebut?
Acara wisuda menjadi salah satu momen yang paling ditunggu oleh mahasiswa. Pasalnya wisuda menjadi tanda bahwa penuntut ilmu telah lulus dan menyelesaikan pendidikannya.
Saat acara wisuda, seorang wisudawan akan mengenakan topi toga dan jubah. Belakangan bahkan ramai menjadi perbincangkan anak TK hingga SMA pun turut mengenakan pakaian yang sama untuk acara kelulusannya.
Baca Juga:Jadi Juara Indonesia Open 2023, Viktor Axelsen Pakai Baju Koko dan Sarung?Profil One Piece Live Action, Siap Berlayar Agustus 2023
Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi di masyarakat. Apakah anda tahu sejarah penggunaan toga dan jubah saat wisuda tersebut?
Mengutip dari TIME, penggunaan toga dan jubah muncul dari sebuah Universitas pertama di Eropa yang didirikan oleh pendeta pada abad ke-12 dan 13. Saat itu gereja berpengaruh besar sebagai pusat pendidikan. Maka para mahasiswa kerap memakai jubah dan penutup kepala berwarna hitam atau cokelat.
Sejarawan menyebut, jubah tersebut awalnya berfungsi untuk menjaga tubub tetap hangat. Lantaran pemanas ruangan belum diciptakan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan atribut tersebut digunakan sebagai status agama dan simbol akademik di berbagai universitas. nUniversity of Oxford dan University of Cambridge menjadi kampus pertama yang meresmikan pakaian tersebut untuk kelulusan.
Lalu, Amerika pada era kolonial mengadopsi atribut kelulusan tersebut. Topi toga wisuda mmenjadi lambang pengakuan dan pencapaian.
Sementara jubah wisuda menjadi pelengkap yang menandakan bidang studi seseorang.
Hingga akhirnya, tradisi pemaiakan toga dan jubah dalam acara kelulusan semakin berkembang. Bahkan menjadi bagian penting dari pengalaman akademis setiap mahasiswa.
Demikian informasi sejarah toga dan jubah saat wisuda.