Warga Geruduk Pendopo Cianjur Pertanyakan Proses Pencairan Dana Bantuan Stimulan

CIANJUR EKSPRES- Sejumlah warga geruduk Pendopo Cianjur untuk pertanyakan proses pencairan dana bantuan stimulan gempa. Bagaimanakah informasi lengkapnya?

Seorang ibu cantik asal Kampung Karamat, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Mariati (29) mengikuti rombongan demonstran yang menggeruduk Pendopo Cianjur untuk mempertanyakan progres pencairan dana bantuan stimulan pembangunan rumah rusak pada Senin (29/5/2023).

Pasalnya, rumahnya mengalami rusak berat, namun belum mendapatkan buku rekening penerima bantuan dana stimulan rumah rusak akibat gempa bumi pada 21 November 2022. Hal itu juga dialami oleh sebagian besar warga lain di kampungnya.

Baca juga:

HUT Persaja ke-72, Kejari Cianjur Gelar Bakti Sosial Bantu Warga Terdampak Gempa di Cugenang

 

Warga Geruduk Pendopo Cianjur

“Rumah saya rusak berat, tapi sampai sekarang saya belum menerima buku rekening tanda penerima bantuan dana stimulan, dan belum ada kejelasan soal penerimaan. Jadi saya ikut ke Pendopo Cianjur,” kata Mariati pada Cianjur Ekspres.

Hingga saat ini, dia dan keluarganya masih harus bertahan di tenda hunian sementara (huntara) bersama ratusan KK lainnya.

“Di kampung saya ada kurang lebih 180 KK terdampak. Sebagian besar belum menerima bantuan dana stimulan,” ucapnya

Kami sudah jenuh tinggal di tenda, dari sejak dilanda gempa pada November 2022 sampai saat ini masih tinggal di tenda,” lanjutnya.

Baca juga:

Viral! Warga Cianjur Curhat Jalan Rusak di TikTok: Semoga Sampai ke Bupati

 

Untuk itu, dia juga ikut menyerahkan surat KK bersama 700 lebih warga terdampak gempa yang belum terima dana stimulan perbaikan rumah rusak akibat bencana.

“Kita berharap pemerintah bisa memberikan kejelasan soal penyaluran dana, karena saya tanya ke desa tidak ada jawaban. Saya malah dilempar-lempar,” kata dia.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perbaikan Rumah Akibat Bencana Alam dari BPBD Cianjur, Nurzain mengatakan ratusan demonstran yang datang ke Pendopo Cianjur menuntut beberapa hal.

Salah satunya soal buku rekening yang tak terisi saldo juga warga terdampak yang belum menerima buku rekening.

Menurutnya, untuk kasus buku rekening yang saldonya kosong, akibat dari adanya pengaduan atau permintaan untuk meningkatkan kategori kerusakan rumah seperti dari rumah rusak ringan ke rumah rusak sedang, dan rumah rusak sedang ke rumah rusak berat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan