Politikus Senior Partai Demokrat Jabar Mengundurkan Diri, Tolak Bayar Mahar 500 Juta

Politikus Senior Partai Demokrat Jabar Mengundurkan Diri, Tolak Bayar Mahar 500 Juta
Ilustrsi: Disway
0 Komentar

 

Didin pun menjawab akan diiktiarkan serta meminta waktu paling telat 1 bulan.

“Sore harinya, usai salat Ashar, Sekretaris menelepon saya kembali, dengan memberitahukan kalau posisi nomor urut 1 akan ditukar dengan Pak Yoyom Romya yang bukan pengurus, dengan alasan Pak Yoyom siap membayar dan saya dikasih nomor urut 2 dengan kontribusi yang tidak terlalu besar,” jelasnya.

Kemudian saat itu saya katakan silakan, tetapi saya akan mencabut berkas dan saya tidak akan mencalonkan. Setelah itu, Sekreatris bilang ke saya, tunggu nanti dalam 5 menit akan ditelpon kembali. Namun sampai pagi harinya, tidak ada konfirmasi atau pun pemberitahuan lanjutan kepada saya. Akhirnya saya mengambil sikap mengundurkan diri, baik sebagai bacaleg atau pun dari keanggotaan Partai Demokrat,” lanjutnya.

Baca Juga:Tempat Menginap Atlet Indonesia di Kamboja Alami Kebocoran, Kok Bisa?Viral Seorang Pemuda Diduga Menghina Nabi Muhammad, Kini Telah Menyerahkan Diri

Dia merasa telah tak ada lagi penghargaan dari partai kepada kader utama dan pengurus inti. Selain itu, ketersinggungan dia dengan Sekretaris DPD PD Jabar dengan bahasa yang tidak patut dan secara etika tidak pantas.

“Masa saya sebagai pengurus inti DPD dengan mudahnya, cuma karena uang, mau ditukar nomor urutnya hanya karena saat itu Pak Yoyom siap membayar. Padahal saya menjadi kader dan pengurus partai lebih dari 20 tahun, mulai berdirinya Partai Demokrat,” ujarnya.

Berdasarkan catatan, Didin adalah pendiri SBY Fans Club pada Pemilu 2004, baik di pusat maupun Jawa Barat.

Dia pun pernah menjadi Ketua Tim Gabungan Pemenangan Pilgub Jabar, Tim Penjaringan Caleg DPD PD Jabar ketika Ketua DPD masih Alm. Adjeng Ratna Suminar maupun Mayjen (Purn) Iwan R. Sulandjana.

Dalam kepengurusan DPD PD Jabar, Didin pernah menjadi Wakil Bendahara, Wakil Sekretaris, dan Wakil Ketua.

Sedangkan di DPRD Jawa Barat pernah menjabat selama 2 perode, dan merasakan menjadi Ketua Komisi V dan Ketua Komisi III, Sekretaris Fraksi, dan berbagai posisi di Alat Kelengkapan Dewan (AKD).

Kasus Didin ini tentu menambah panjang hengkangnya kader Demokrat di Jawa Barat. Sebelumnya, kader dari DPC, DPAC, Ranting hingga Anak Ranting Partai Demokrat Kabupaten Purwakarta mengundurkan diri secara massal. Hal yang serupa terjadi pula di DPC Kabupaten Pangandaran.

0 Komentar