Dituding Terlibat Kasus Pencucian Uang, Prilly Latuconsina: Jangan Ngarang!
Dari pantauan Cianjur Ekspres, warga penghuni BSD harus mengantri air di beberapa titik yakni di salah satu rumah di blok G juga di sumber air yang berada di blok F tepatnya di depan Balai Warga.
Beberapa warga yang rumahnya jauh dari sumber air, harus membawa galon-galon menggunakan sepeda motor.
Rizki (21) warga yang tinggal di blok G-13 mengaku harus empat kali bolak-balik mengangkut air di sumber air yang ada di blok F. “Tiap hari, pagi siang malam warga ambilnya di sini karena airnya besar dan ada terus. Kalau sumber yang ada di rumah-rumah kadang habis airnya,” ujarnya.
Baca Juga:Kerangka Korban Longsor Sate Shinta Cianjur DitemukanNiat Perang Sarung Malah Dilawan Pakai Samurai
Saat jam solat, kata dia, warga makin mengantri karena harus bergantian dengan jamaah masjid yang harus mengambil wudhu di lokasi yang sama. “Kalau mau maghrib atau mau tarawih, makin ngantri,” kata dia.
Bukan hanya masalah air, masalah pendidikan pun kini menjadi masalah baru. Pasalnya, cucunya yang masih bersekolah di SD Negeri Wargasari Rawacina, tertinggal pelajaran karena jarak yang sangat jauh.
“SD nya kan ambruk juga, jadi belajar di tenda 3 hari seminggu. Jadi cucu saya sudah tertinggal pelajaran selama 3 hari,” kata Mar.
Kata dia, sebelumnya pemerintah Kecamatan Cugenang berjanji akan menyediakan kendaraan antar jemput anak-anak sekolah. Namun, hal itu pun tak kunjung terealisasi.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Asisten Daerah (Asda) II bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Cianjur, Budi Rahayu Toyyib belum bisa dihubungi. (zan)