CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Pembangunan huntap korban gempa cianjur asal-asalan.
Dahlan (40), warga Kampung Jamaras Burahol RT 02 RW 05 Desa Sarampad Kecamatan Cugenang yang rumahnya dibangun baru sebatas pondasi, mengaku kecewa dengan hasil kerja PT Laitenan Sarijem Jamdena (LSJ). Menurutnya, selain mangkrak, pembangunan yang dilakukan terkesan asal-asalan.
Untuk pembangunan pondasi, kata dia, pekerja hanya menggunakan total 6 zak semen untuk 5×7 meter pondasi.
Padahal seharusnya, untuk pondasi dengan panjang tersebut minimal menggunakan 10 zak semen. Akibat pondasi yang kurang semen, alhasil batu yang dicor pun bisa lepas hanya dengan ditarik menggunakan tangan.
3 Doa Pagi Hari yang Sangat Dianjurkan Untuk Kamu Baca!
Baca Juga:Penyintas Gempa Cianjur Putus Kontrak Aplikator NakalPemuda Tewas Tertabrak KA Siliwangi saat Jogging
“Saya juga tukang bangunan. Saya tau berapa zak yang dibutuhkn untuk pondasi 5×7. Mereka hanya pakai 6 zak, itu sangat kurang,” ujar Dahlan.
Tak hanya itu, dirinya mempertanyakan apa maksud dari pengerjaan besi 30 sentimeter yang hanya ditancapkan ke pondasi.
Sama halnya seperti batu pondasi, besi yang ditanam ke pondasi itu pun dengan mudahnya ditarik menggunakan tangan.
“Kalau misalnya bangunan dibangun dengan hanya besi ditanpakan ke pondasi, jangankan gempa, angin besar saja cukup untuk bikin ambruk. Kekuatan bangunannya dari mana? Tidak ada slub. Hanya besi ditancapkan Tidak ada yang mengikat bangunan ke pondasi,” kata dia.
Bukan hanya itu, akibat mangkraknya pembangunan huntap, dirinya terpaksa memindahkan tenda pengungsiannya ke lahan yang lebih sempit.
Luas tendanya hanya 3×5 meter, yang berada di belakang lokasi pembangunan huntap yang mangkrak. Tenda tersebut diisi empat orang anggota keluarganya. (zan)