CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Penyintas gempa Cianjur sengsara di pengungsian.
Malang betul nasib penyintas gempa Cianjur yang masih berada di pengungsian. Tiga bulan pasca gempa yang melanda Cianjur pada 21 November 2022 lalu, mereka harus bertahan di hunian sementara (huntara) hingga waktu yang belum ditentukan.
Bupati Pangkas Aturan, Rumah Warga Barukaso Belum Satu Pun Dibangun
Mirisnya lagi, belakangan pemerintah hanya mengakomodir para pengungsi dengan sebungkus nasi dan lauk sedanya untuk satu keluarga per hari. Seperti yang terjadi di pengungsian huntara Kampung Babakan Pos, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Salah satu pengungsi, Miftahul Janan (51) mengatakan jika seluruh pengungsi yang ada hanya dijatah sebungkus nasi dan lauk, untuk satu KK perharinya yang diantar dari Kampung Palalangon yang diantar tergantung jam masak.
Bupati Cianjur Sederhanakan Aturan Penyaluran Bantuan
Baca Juga:Bupati Pangkas Aturan, Rumah Warga Barukaso Belum Satu Pun DibangunRamalan Zodiak Hari ini Terkait Pekerjaan dan Percintaan
“Kalau dibilang tidak cukup ya tidak cukup. Disini kan banyak yang berkeluarga, ada yang anaknya dua atau lebih. Diantarnya kadang sore, kadang siang,” ujar Miftahul Janan.
Lokasi pengungsian yang tepat di atas belokan Tapal Kuda itu, berisikan 26 huntara. Dalam satu huntara berukuran sekitar 3×5 meter itu, dihuni dua sampai tiga KK. Bantuan huntara sendiri bukan berasal pemerintah, melainkan dari relawan Yayasan Sejiwa.
Bantuan Tahap Ketiga Tidak Kunjung Cair, Bupati Cianjur Akui Belum Dapat Jawaban
Salah satu pengungsi lainnya, Tati (38) mengatakan, dirinya sudah tinggal di huntara selama dua bulan, setelah sebelumnya berada di pengungsian Taman Prawatasari, Joglo selama sebulan. Selama di Taman Prawatasari, lanjutnya, asupan makanan masih terjamin karena terdapat dapur umum dari TNI.
“Selama ngungsi di Taman Prawatasari, makan tiga kali sehari. Sekarang sehari sebungkus nasi sama lauk, untuk satu KK untuk satu hari. Mendingan kalau besar, ini sebungkus kecil. Kalau saya anaknya empat, belum lagi sama mertua. Tapi sudah alhamdulillah,” ujarnya.
Namun dirinya masih bersyukur karena masih ada beberapa relawan yang mau membantu untuk kebutuhan sembako.