“Saya hanya titip. Kebiasaan kita, kalau ada bencana, anggarannya bisa dari daerah dan bisa dari pusat. Tapi yang nyumbang dari masyarakat itu banyak sekali. Biasanya yang saya liat di lapangan, entah itu (bantuan) dari pemda (lain) atau dari pusat, sumbangan semuanya ditumpuk di kelurahan, atau di kecamatan. Truk lalu-lalang membawa bantua, tapi korban bencana hanya melihat tapi tidak pernah dibagi. Itu yang saya peringatkan,” tuturnya.
Dia meminta, jika hal itu terjadi, sebagian besar bantuan langsung disalurkan pasa masyarakat. Meskipun mungkin masyarakat terdampak belum bisa memasak.
Sejarah Latto-latto Mainan Viral, Jokowi hingga Ridwan Kamil Ikut Main
Jangan sampai korban bencana, yang kehilangan tempat tinggal, kehilangan keluarga, kehilangan mata penceharian, masih susah dapat bantuan.
Baca Juga:Catat Tanggal Peluncuran Realme C55 NFCSebelum Dibunuh, Wowon Cs Setubuhi Farida Tiga Hari Berturut-turut
“Makanya yang saya sampaikan di sini, sederhanakan yang namanya aturan-aturan,” tegas Jokowi.
“Saya pernah pengalaman di NTB, di Palu, dan di Cianjur. Saya liat uangnya ini ada. Kita mau sampaikan pada masyarakat, masyarakat sudah nunggu-nunggu, ternyata ruwetnya (aturan) setengah mati, prosedur yang harus dilalui. Kenapa sih tidak dibuat paling sederhana krena dalam posisi kebencanaan,” tambahnya.
Menurutnya, pemerintah pada masa ini semakin banyak aturan semakin senang. (Zan/nik)