“Jadi, pemerintah seharusnya bisa all out untuk mencegah terjadinya kenaikan harga. Bukan kah kepentingan masyarakat di atas segalanya, atau mungkin ada tagline yang lain,” katanya.
“Bagaimana Cianjur mau bangkit, kalau semua komoditas harganya naik dan masyarakat tidak sanggup untuk membelinya,” tambahnya.
Selain itu, Henda mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa jika SK penyesuaian harga itu tidak dicabut.
“Kami akan melakukan aksi,” ujarnya.
Baca Juga:Mieling Poe Basa Indung sa-Dunya 2023 Usung Tema Menuju Titik Nol Kebudayaan CianjurBupati Cianjur Pastikan Roda Pemerintahan Berjalan Normal
Sementara itu, Kankan (54) pedagang kopi dan makanan yang notabene menggunakan gas 3kg untuk memasak mengaku prihatin dengan adanya SK bupati terkait penetapan HET.
“Padahal jangan dulu lah, sekarang saja saya membeli gas di harga Rp24 ribu. Tolong lah kepada pihak terkait, jangan ada kenaikan-kenaikan, kemarin BBM, sekarang gas, besok apa lagi?,” keluhnya.
Salah seorang pedagang gas elpiji 3kg yang enggak disebutkan namanya di Kecamatan Mande, mengungkapkan, dirinya menjual gas di harga Rp22 ribu.
“Kalau saya menjual gas Rp22 ribu, tapi kalau di warung yang lain ada yang Rp23 sampai Rp25 ribu. Kalau dari pangkalan biasa beli di harga Rp18 ribu,” ungkap dia. (dik)