Indonesia Darurat Dokter Terburuk Di Dunia

Indonesia Darurat Dokter Terburuk Di Dunia
Indonesia Darurat Dokter Terburuk Di Dunia
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Indonesia Darurat Dokter Terburuk Di Dunia, WHO (World Health Organization) adalah sebuah organisasi internasional yang bertugas mengatur dan mempromosikan kesehatan global. WHO didirikan pada tahun 1948 sebagai bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan memiliki kantor pusat di Geneva, Swiss. Organisasi ini bekerja dengan negara anggota untuk mengembangkan dan menerapkan standar kesehatan global, membantu negara dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, dan memerangi penyakit dan masalah kesehatan global seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, dan malaria.
Dalam rasio data yang dikemukakan WHO apa bila sebuah negara berhasil memenuhi Golden Line maka dikategorikan kedalam berhasil bertanggug jawab atas bidang kesehatan dan bertanggug jawab kepada masyarakat.
Ironisya Indonesia ini menduduki urutan ke 139 dari 194 negara sebagai Darurat dokter. Isu ini kerap kali sulit dipercaya dan sangat membuat sebagian masyarakat heran. Ini adalah rasio jumlah dokter yang termasuk Dokter umum dan spesialis yang idealnya adalah 1/1000 atau satu 1 dokter per 1000 orang.
Kesehatan menjadi salah satu hal yang paling penting dan perlu diutamakan sebab sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan suatu masyarakat dinegara tersebut. Karena semakin sehat penduduk semakin sejahtera juga negara tersebut. Indonesia Darurat Dokter Terburuk Di Dunia dan dilansir dalam postingan cnbcindonesia
Indonesia menempati posisi ketiga dinegara ASEAN yang dilansir dalam Rasio WHO dan World Bank bahwa rasio indonesia adalah 0,46/1000 dan menjadi posisi ketiga setelah Laos dan kamboja yang persenanya 0.3/1000 dan Kamboja 0,42/1000,
Berikut adalah beberapa cara untuk membangun kesehatan masyarakat:

  1. Edukasi kesehatan: Menyediakan informasi dan pendidikan tentang kesehatan dan gaya hidup sehat untuk masyarakat.
  2. Akses terhadap layanan kesehatan: Menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau dan tersedia bagi semua orang.
  3. Perlindungan lingkungan: Menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, termasuk air bersih, udara bersih, dan lingkungan yang bebas dari bahan berbahaya.
  4. Gaya hidup sehat: Mendorong masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk olahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan menghindari merokok.
  5. Kemitraan: Bekerja sama dengan pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk membangun program dan strategi yang efektif untuk memperbaiki kesehatan masyarakat.
  6. Riset dan pengembangan: Melakukan riset dan pengembangan untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan dan bagaimana memperbaikinya.
  7. Monitoring dan evaluasi: Memantau dan mengevaluasi dampak dari program kesehatan dan membuat perubahan sesuai dengan kebutuhan.
0 Komentar