Kota Santri Kalah Telak di MTQ Provinsi Jabar, MUI Cianjur: Harus Ada Evaluasi

MTQ jabar
Kabupaten Bekasi menjadi juara umum MTQ ke-38 Provinsi Jawa Barat Tahun 2024.
0 Komentar

CIANJUR.JABAREKSPRES.COM,CIANJUR -Para Kafilah Kota Santri tak memenangkan satu pun nilai dalam perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-38 Tingkat Jawa Barat Tahun 2024 di Kabupaten Bekasi pada Sabtu, 27 April hingga Sabtu, 4 Mei 2024.

Saat penutupan MTQ ke-38 pada Sabtu, Kota Santri ada di peringkat ke 25 dari 27 kebupaten/kota se-Jabar dengan nilai nol.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur Abdul Rauf menyebutkan jika dengan nihilnya perolehan nilai oleh kafilah dari Kota Santri, maka harus ada evaluasi untuk peningkatan kualitas peserta.

Baca Juga:Amanda Soemedi Bey Machmudin Resmikan Kerabat Store di Bandara KertajatiBey Machmudin Kukuhkan Adi Gemawan sebagai Kepala Perwakilan BPKP Jabar

“Harus ada peningkatan kualitas para peserta dari Cianjur agar bisa berprestasi di tingkat provinsi. kita harus evaluasi, seperti apakah harus ada pembinaan lebih intensif atau pun hal lainnya seperti di Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ),” ungkap Rauf pada Cianjur Ekspres pada Senin, 5 Mei 2024.

Kekalahan telak Kabupaten Cianjur di MTQ tingkat Provinsi Jabar memperlihatkan jika kualitas kabupaten/kota lain lebih tinggi dari pada Kota Santri sendiri.

“Bukan berarti perwakilan Cianjur kualitasnya jelek, karena mereka yang berlomba merupakan hasil seleksi dan pemenang tingkat Kabupaten Cianjur. Kekalahan terjadi karena kabupaten/kota lain lebih baik,” kata dia.

Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Aang Rauf itu, belum adanya peraturan yang tegas terkait asal kafilah yang dibawa oleh kabupaten/kota. Hingga akhirnya menimbulkan isu soal banyak putra-putri asli Kota Santri yang akhirnya mewakili daerah lain di MTQ tingkat Provinsi Jabar.

“Karena memang tidak ada peraturan yang saklek soal itu. Bisa saja santri-santriwati kita yang mewakili daerah lain,” ungkapnya.

Tak hanya itu, dirinya juga santer mendengar ‘hijrah’-nya santri Cianjur ke daerah lain karena uang santunannya yang lebih besar dari pada di Kota Santri sendiri. “Dan itu bisa saja terjadi, karena aturannya soal itu belum ada,” tandasnya.

0 Komentar