Al-Jabbar Spirit 27 Kabupaten/Kota Jawa Barat, Ridwan Kamil: Makmurkan Masjid

BACA JUGA: Transformasi Digital, Gubernur Ridwan Kamil Segera Rilis Super Apps Sapawarga

“Artinya, semua warga di Jawa Barat harus ada rasa memiliki. Apa simbolisasi bagian dari Jawa Barat merasa memiliki, secara desain saya tampung. Ada ragam hias motif batik di pintu-pintu yang jumlahnya ada 27, sehingga ada kebanggaan. Masjid Raya Al-Jabbar dihimpun dari semangat Ke-Jawa Barat-an,” katanya

Kepala Dinas Bina Marga Penataan Ruang (BMPR) Jabar, Bambang Tritoyuliono mengatakan, Masjid Raya Al-Jabbar memiliki banyak keunikan. Masjid Raya Al-Jabbar merupakan masjid terapung, dengan banyak ornamen yang luar biasa. Bagaimana kubah Masjid Raya Al-Jabbar seluas 1 hektare 99×100 meter persegi, tanpa ada tiang penyangga. Jadi bebannya, hanya dibebankan kepada struktur tulangan plafon. Kemudian kaca patri, yang pelaksanaannya sulit luar biasa.

Masjid kebanggan warga Jabar tersebut merupakan karya desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saat itu menjadi Walikota Bandung tahun 2015 yang lalu. Sekaligus perjalanan panjang selama kurun waktu lima tahun. Mulai dari pembebasan tanah tahun 2015, kemudian tahun 2017 mulai pelakasanaan pembangunan hingga tahun 2022.

“InsyaAllah tanggal 30 Desember 2022, Masjid Raya Al-Jabbar akan kita resmikan. Masjid ini, terapung di atas danau, punya struktur plafon tanpa tiang, ornamen-ornamen banyak sekali handmade karya anak-anak Jawa Barat yang mempunyai nilai seni yang luar biasa,” katanya.

Sementara itu Kepala Bapenda Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan warga Jawa Barat patut berbangga dengan keberadaan Masjid Al-Jabbar. Masjid terbesar di Jawa Barat ini bisa dimaksimalkan untuk sarana kegiatan lain selain yang utama sebagai tempat ibadah.

“Spiritnya kebersamaan, kita bisa sholat berjamaah salat subuh berjamaah selain itu juga kita bisa menikmati keindahan dan kenyamanan lingkungan masjid,” katanya saat dihubungi disela apel bersama di teras Al-Jabbar.

Ia menambahkan, peran Bapenda sendiri dalam keterlibatannya adalah tidak ada pembangunan jika tidak ada pendapatan. Masjid Al-Jabbar bisa berdiri megah pun berkat partisipasi dari masyarakat dalam membayar pajak. “Kedepan, juga pastinya akan ada biaya pemeliharaan yang pastinya bersumber dari pajak masyarakat,” pungkas Dedi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *