CIANJUR, CIANJUR EKSPRES – Bupati Cianjur Herman Suherman bersama Danrem 061/Suryakancana Brigjen TNI Rudy Saladin dan BMKG, melakukan pemantauan udara menggunakan helikopter untuk menyisir lokasi terdampak gempa bumi, Selasa (29/11/2022).
Hasil dari pantauan udara tersebut, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pihaknya melihat kondisi dan situasi 16 kecamatan yang terkena bencana alam gempa bumi dan semakin jelas dalam pemantauan dari atas banyak rumah-rumah yang rusak.
“Ternyata betul daerah Cugenang yang paling banyak rumahnya yang hancur, terutama di Desa Sarampad,” katanya kepada wartawan di Markas Komando (Mako) Yonif Raider 300/Brajawijaya,
Baca Juga:Ruang Kerja Rusak Akibat Gempa, Komisioner Bawaslu Cianjur Ngantor di HalamanWabup Cianjur Blusukan Temui Korban Gempa
Dari hasil pemantauan tersebut, kata Herman, khususnya di daerah-daerah persawahan yang harus segera diperbaiki adalah irigasi karena banyak sawah-sawah yang kekeringan.
“InsyaAllah kami memerintahkan Dinas PUTR segera memantau kerusakan-kerusakannya dan kita akan segera perbaiki. Kalau misalkan tidak cepat diperbaiki (irigasired), mereka (petani, red) akan gagal panen,” katanya.
Disisi lain, Herman juga mengungkapkan, secara bertahap akan mendistribusikan tenda-tenda komunal untuk disebar ke rumah masing-masing korban terdampak gempa bumi dengan tenda per keluarga sehingga masyarakat bisa membersihkan puing-puing yang ada di bekas rumahnya sambil menunggu recovery pembangunan.
“Hari ini saya sudha mengeluakran surat untuk para camat, kades untuk disampaikan ke RT/RW dan masyarakat agar hari ini sudah bisa mulai pindah ke rumahnya masing-masing, terutama rumah yang masih utuh dan tidak retak-retak silahkan masuk ke rumahnya maisng-masing,” katanya.
Kemudian bagi masyarakat yang rumahnya terkena kerusakan ringan dan sedang serta sudah di asessmen, Herman mempersilahkan segera diperbaiki dan nanti pemerintah akan merembes melalui bantuan dari Presiden RI Joko Widodo.
Sedangkan untuk relokasi, di daerah Desa Cijedil Kecamatan Cugenang terlihat sekali dan menurut Herman tetap harus direlokasi dan tidak boleh membangun disitu. “Kita sudah diskusi dengan Pak Danrem, BNPB, BMKG,” ucapnya.