Cianjurekspres – Keragaman dan kentalnya nuasa budaya hadir dalam kemeriahan peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Barat ke-77, di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (19/8/2020).
Pertunjukan seni dari tiga wilayah kebudayaan Priangan, Betawi dan Cirebonan hadir sejak upacara peringatan HUT Jabar dan juga pengantar sidang paripurna HUT Jabar di Gedung DPRD Jabar.
Tak sampai di sana, penampilan tiga kebudayaan pun memeriahkan Festival Kuliner Jabar di depan Jalan Diponegoro atau Lapangan Gasibu Bandung. Puncaknya, tarian Ketuk Tilu yang dipimpin oleh penari senior Ine Arini Bastaman yang diikuti oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri Atalia Praratya, para perangkat daerah, forkopimda dan bupati dan wali kota di Jabar.
Baca Juga:Jawa Barat adalah Produk PerjuanganLuncurkan Kabayan Milenial The Series, Ridwan Kamil: Kebanggaan Jawa Barat
Mereka menari sambil diiringi alunan musik terompet Sunda dan gebukan kendang, diikuti ribuan penonton yang hadir ditambah para penari dari berbagai daerah di bawah panggung utama.
Ine mengatakan, jumlah penari yang dikerahkan kurang lebih mencapai 1.000 orang yang di antaranya berasal dari Garut dan Tasikmalaya.
Menurutnya, tarian kolosal Ketuk Tilu merupakan kelanjutan tari Ketuk Tilu yang pernah dilakukan serentak oleh 1.500 orang pada tahun 2019 di Kota Bandung.
Sementara itu, tim pengembang Jabar Masagi Ifa Hanifah Misbach sebelum membuka tari Ketuk Tilu sempat membuka kegiatan dengan paparan berbahasa Sunda.
Dalam petuahnya, Ifa mengatakan 23 tahun dari sekarang warga Indonesia maupun Jabar akan dipertemukan dengan 100 tahun kemerdekaan dan Hari Jadi Jabar ke -100. Melalui Ketuk Tilu memiliki makna agar generasi saat ini turut mempersiapkan masa depan Indonesia dan Jabar.
“Bagaimana kalau anak cucu kita tidak bisa menyaksikan indahnya tatar Priangan yang teduh dan lindung. Jangan sampai mereka merasakan Jabar nu hareudang (gerah) karena kerusakan alam dan adanya kehidupan yang tidak rukun sesama warganya,” ucap dia.
Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia, semua perlu kembali pada kearifan lokal dengan saling mengingatkan dalam kebaikan. Dengan demikian, kebudayaan Jabar akan terjaga.
Baca Juga:HUT KE-77 JAWA BARAT Gelar Tumpeng 77 sebagai Wujud Syukur Prestasi yang Diraih Jawa BaratHUT KE-77 JAWA BARAT Ridwan Kamil: Momentum Bangkit dari Pandemi
“Tong nepi pareum obor kusabab leungit adat adab karuhun (jangan sampai obor semangat padam karena tidak menerapkan adat dan adab nenek moyang),”ucapnya.