Soal Program Pemberdayaan 10 ribu UMKM, Begini Tanggapan Komisi B DPRD Cianjur

Soal Program Pemberdayaan 10 ribu UMKM, Begini Tanggapan Komisi B DPRD Cianjur
1 Komentar

Cianjurekspres.net – Pemerintah Kabupaten Cianjur saat ini sedang gencar-gencarnya mendorong sektor ekonomi untuk pulih kembali, salah satunya melalui Program Pemberdayaan 10 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Namun, Komisi B DPRD Kabupaten Cianjur, mengkhawatirkan program tersebut selesai dengan pemberian modal dan pelatihan saja, tanpa adanya pembinaan lebih lanjut.

“Saya mengkhawatirkan ini hanya program di kasih modal Rp1 juta, di kasih pelatihan, selesai,” kata Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Cianjur, Sinta Dewi Yuniarti kepada Cianjur Ekspres belum lama ini.

Baca Juga:Rangkaian KTT G20: Energy Transition Working Group Digelar Pekan Ini, Apa Saja yang Dibahas?Ridwan Kamil Temui Warga Sunda di NTB

Dirinya memaklumi, jika ada keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dari pihak dinas. Hanya saja, kata Sinta, harus dibuat sistem agar nantinya program pemberdayaan UMKM tidak hanya selesai di pemberian modal dan pelatihan saja.

“Apakah menggandeng swasta, apakah menggandeng misalkan Karang Taruna atau pun lembaga-lembaga yang memang mempunyai konsern terhadap pembinaan UMKM dan sebagainya,” ujarnya.

Saat ditanya apakah program pemberdayaan 10 ribu UMKM tersebut efektif? “Efektivitas atau tidaknya kita masih belum tahu, karena kan kita harus mengujinya ketika program itu dilaksanakan, mungkin tahun depannya. Tetapi kalau saya lihat sampai hari ini yang saya ketahui program 10 ribu UMKM itu bertahap setiap tahun ada 2000 (UMKM, red),” papar Sinta.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, kembali mempertanyakan apakah dengan adanya program tersebut UMKM benar-benar secara masif dibantu untuk meningkatkan ekonomi.

“Ataukah hanya sekedar punten (baca: maaf, red) pelatihan biasa di kasih ongkos kemudian pulang. Atau punteun-punteun (baca: maaf-maaf, red), juga hanya sekedar dikasih bantuan modal misalkan Rp1 juta, tapi sesudah itu apakah akan (ada, red) pembinaan secara follow up yang berkelanjutan,” kata Sinta.

“Karena kalau yang sudah-sudah, jangankan dinas yang mengadakan, lembaga training apapun yang hebat pun, ketika mengadakan (pelatihan, red) cuma sekali tanpa dilakukan follow up untuk pembinaan, usahanya tidak akan meningkat,” imbuhnya.

1 Komentar