Gabung Koalisi, Elektabilitas PAN Menguat Meninggalkan PKS dan NasDem

Gabung Koalisi, Elektabilitas PAN Menguat Meninggalkan PKS dan NasDem
Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) meningkat pasca bergabung ke koalisi pemerintah, mengungguli PKS dan NasDem.
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) meningkat pasca bergabung ke koalisi pemerintah, mengungguli PKS dan NasDem. Survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada 29 November hingga 2 Desember 2021, menunjukkan PAN berhasil memperoleh angka keterpilihan sebesar 5,0 persen, sementara PKS 4,2 persen dan NasDem 4.1 persen.

Posisi ini konsisten dengan perolehan hasil survei pada periode Agustus 2021 yang lalu, di mana PAN berhasil berada di posisi 7 dengan 5,8 persen, dan PKS 4,9 persen. Sementara NasDem sebelumnya masih lebih unggul dari PAN yakni sebesar 7,8 persen.

“Memang terlihat menarik mengamati fluktuasi PKS dan NasDem, mengingat mereka tergeser posisi yang sebelumnya cukup baik. dan kini menurun. PAN sendiri sejak bergabung koalisi pemerintah terlihat signifikan merangkak naik,” ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya, Sabtu (4/12/2021).

Baca Juga:Zulkifli Hasan Kejar Elektabilitas Ridwan Kamil, Meninggalkan Puan MaharaniSurvei IPO: Kepuasan pada Kinerja Presiden Kian Merosot

Menurut Dedi, posisi PAN dalam persepsi publik terkait keterpilihan jika Pemilu dilaksanakan hari ini tidak lagi mengagetkan, pasalnya temuan pergerakan elektabilitas PAN mulai terlihat sejak survei periode sebelumnya. Hal ini diyakini karena PAN berhasil memperkuat jaringan pemilih ditingkat bawah.

“Jika membandingkan popularitas PAN di ruang siber, perbincangan media sosial, mungkin tidak signifikan, tetapi fakta di tingkat bawah dan dalam sebaran nasional, PAN cukup disukai dan dipilih,” katanya.

Analisa Dedi, PAN berhasil lakukan konsolidasi pemilih di tingkat bawah, meskipun minim publikasi dan tidak seramai Parpol lain dalam promosi politik, tetap mampu meningkatkan popularitas dan elektabilitas.

“Ini penanda baik, bahwa Parpol yang populer karena promosi politik di ruang maya dan udara, masih dapat diimbangi secara signifikan oleh Parpol yang lakukan kerja langsung di masyarakat, pelibatan publik dalam aktifitas politik diperlukan guna meneguhkan elektabilitas,” ucapnya.

Lebih lanjut Dedi menuturkan, jika Parpol ingin dikenal dan disukai publik, sekurangnya perlu lakukan tiga hal. Fokus pada promosi politik saja hanya akan membuat Parpol terkenal, tetapi belum tentu mendapatkan konversi keterpilihan dan kesukaan.

“Tiga hal penting bagi Parpol, harus punya gagasan dan ide yang mudah dipahami, terlibat dan melibatkan publik dalam agenda politik, serta menjalankan program pertanggungjawaban sosial politik,” tandas Dedi Kurnia Syah.

0 Komentar