Cianjurekspres.net – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut jumlah pelaku UMKM di Jabar yang masuk pasar online atau marketplace terus bertambah.
Sebelum pendemi Covid-19 hanya 20 persen atau 602 pelaku UMKM Jabar yang masuk di marketplace. Setelah didampingi dan dilatih kini sudah ada 1.623 UMKM masuk marketplace atau naik 34 persen.
Selama pandemi ini Pemerintah Provinsi Jabar bersama kab/kota mendampingi dan melatih UMKM untuk tetap bertahan bahkan berkembang dengan beradaptasi dengan teknologi yakni melakukan strategi pemasaran digital.
Baca Juga:Ratusan Sekolah di Jabar Sudah PTM, Ridwan Kamil: Kami Mengikuti Instruksi PusatAtap Enam Ruangan SMPN 1 Agrabinta Ambruk, Ini Penjelasan Disdik Cianjur
“Kami di Pemerintah Provinsi Jabar sangat peduli dengan UMKM. Kenapa? Karena 90 persen ekonomi Jawa Barat itu ekonomi UMKM. Kemudian kita ingin semua go digital maka kita lakukan pelatihan pendampingan semua pokoknya,” ujar Ridwan Kamil dalam acara launching Toko oleh Kaya.id secara virtual di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (25/9/2021).
Jabar pun, kata Ridwan Kamil, terus mendorong daya saing digital. Saat ini, Jabar menempati posisi dua dalam hal daya saing digital di Indonesia dengan skor 57,1.
Menurutnya, ada empat pilar yang menjadi pendukung daya saing digital yakni SDM berkualitas, pembiayaan teknologi informasi dan komunikasi, pertumbuhan keuangan digital tinggi dan terakhir infrastruktur digital.
“Kami ini daya saing ada di rangking dua karena kami ini desa. Makanya Jawa Barat membuat konsep desa digital. Tentunya ada empat yang sedang kami siapkan. SDM harus siap semua harus jago digital. Kemudian tidak usah pakai cash lagi, semua pakai QR Code semua pake e-money dan sebagainya kemudian infrastruktur dan lain-lain,” jelas Ridwan Kamil.
Gubernur mengajak pelaku UMKM memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dengan _go digital_. Berdasarkan data Google, Temasek, dan Bain & Company 2020, ekonomi digital Indonesia di tahun mencapai USD44 juta atau Rp631 triliun. Diprediksi pada 2025 akan meningkat menjadi USD124 juta atau Rp1.744 triliun.
“Dalam konteks potensi ekonomi digital tahun lalu orang mau jual beli lewat digital itu sekitar Rp600 triliunan dalam hitungan lima tahun dengan kerja cerdas maka ada potensi sekitar Rp1.700 triliun,” ujarnya.