Itu menandakan Koh Ou Yen bisa diterima oleh 12 yayasan itu. Tanpa konflik. Tanpa oposan. Kompak. Karena itu Adi Jasa maju sekali.
Tanah di rumah kematian itu terus diperluas. Dulu hanya ada satu bangunan. Berisi 16 ruangan takziah dan 12 kamar es untuk menyimpan mayat.
Belakangan ditambah satu bangunan lagi. Bertambah lagi ruangannya. Hampir dua kali lipat. Ditambah pula kamar esnya.
Baca Juga:Wajib Prokes Ketat, Begini Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban Di Tengah PandemiDenda Pelanggar PPKM Darurat di Cianjur Terkumpul Rp47,2 Juta
Lalu masih ada perluasan ketiga: satu bangunan lagi. Lebih bagus, lebih besar, dengan fasilitas AC.
Berarti kini ada tiga bangunan di Adi Jasa. Tiga bangunan itu bentuknya sama: bundar. Seperti rumah tenda bangsa Mongolia. Semua kamarnya dibuat menghadap ke luar. Kamar esnya di tengah, di pusat bangunan bundar kerangka baja itu.
Bentuk bundar tersebut bukan saja unik, tapi juga solusi. Itu merupakan jalan keluar yang jitu. Agar adil. Agar tidak konflik. Semua kamar punya posisi yang sama: di depan. Semua kamar menjadi terhormat. Tidak akan ada jenazah yang merasa dinomorduakan. Atau merasa ditaruh di belakang.
Antar kamar itu juga hanya diberi penyekat geser. Ketika ada yang memerlukan dua kamar –karena kaya dan pelayatnya banyak– tinggal geser sekatnya.
Saya sering melayat ke Adi Jasa. Suatu kali saya lihat ada mayat yang menggunakan sampai 6 kamar. Yang meninggal itu pasti pengusaha besar. Keluarganya besar. Relasinya luas.
Belakangan Adi Jasa mampu pula ekspansi ke bidang pendidikan. Adi Jasa mengakuisisi satu lembaga pendidikan tiga bahasa di Surabaya: Indonesia, Inggris, Mandarin. Namanya: Little Sun School (???????). Di bawah Yayasan Cahaya Hati Ibu. Kini sekolah itu sudah berkembang ke tingkat SMP.
Semua itu diurus Koh Ou Yen. Bersama Chandra dan Anis Rungkat. Dua nama terakhir itu aktivis dan pengurus Barongsai yang andal. Kamis pekan lalu Djono Antowiyono –nama Koh Ou Yen di KTP– menjalani tes Covid: positif. Istrinya juga positif. Anaknya, Harry Santoso negatif. Demikian juga istri Harry dan anak mereka. Mereka memang tinggal satu rumah.
Baca Juga:Emil: Warga Isoman Akan Dikirimkan Obat GratisRenovasi Sekolah dari BRI, Ukir Senyum di Wajah Para Siswa di Dompu NTT
Tiga-empat hari sebelumnya, pembantu di rumah itu sakit. Dibawa ke dokter. Sakit biasa. Diberi obat. Tapi si pembantu minta pulang. Diizinkan.