Bayi Penderita Gizi Buruk Asal Agrabinta Cianjur Meninggal Dunia

Bayi Penderita Gizi Buruk Asal Agrabinta Cianjur Meninggal Dunia
Tampak Almarhum Muhammad Bayu bayi penederita gizi buruk saat dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur pada 28 Mei 2021.(foto/ist)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Muhammad Bayu, bayi berusia sekitar 20 bulan asal Kampung Simpang Tiga, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur yang diduga menderita gizi buruk dikabarkan meninggal dunia di RSUD Sayang Cianjur pada, Jumat (18/6/2021) dinihari.

“Betul bapak, tadi meninggal jam 3.35 WIB,” ujar Staf Humas RSUD Sayang Cianjur, Direis saat dihubungi cianjurekspres.net, Jumat (18/6/2021).

Lebih lanjut Direis mengatakan, Muhammad Bayu menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur sejak tanggal 28 Mei 2021.

Baca Juga:Jokowi Targetkan Vaksinasi Massal di Pelayanan Transportasi PublikPancasila Diyakini Mampu jadi Perekat Masyarakat Ditengah Pandemi

Informasi yang dihimpun, Muhammad Bayu merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan suami istri Ahmidin (38) dan Alisa (31).

Ibu Kandung Muhammad Bayu, Alisa (31) mengatakan, anaknya di rawat sekitar 20 hari di RSUD Sayang Cianjur. “Baru selesai dimakamkan tadi jam 10.00 WIB lebih di Kampung Simpang Tiga, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta,” kata Alisa saat dihubungi.

Alisa mengungkapkan, Muhammad Bayu sudah lama mengalami sakit dimulai sejak sekitar bulan Desember 2020.

Dihubungi terpisah, Bupati Cianjur, Herman Suherman atas nama pribadi, keluarga dan Pemerintah Kabupaten Cianjur turut berduka cita atas meninggalnya Muhammad Bayu. “InsyaAllah khusnul khotimah, ini menjadi pelajaran untuk masyarakat Cianjur, untuk kita semua,” katanya, Jumat (18/6/2021).

Herman memohon kepada seluruh perangkat pemerintahan dari mulai Camat, Kepala Desa hingga RT/RW untuk segera melaporkan kepada pemerintah daerah jika ditemukan warganya yang menderita gizi buruk.

“InsyAllah kami akan menangani dan insyaAllah akan di bawa ke rumah sakit sampai sembuh, jangan memikirkan apa-apa, ini menjadi tugas pemerintah dalam rangka menangani stunting di Kabupaten Cianjur,” ucapnya.

“Iya, harus aktif, sampaikan, jangan sampai baru sekian tahun baru kita tahu. Ini kan sangat disesalkan,” sambungnya.

Baca Juga:RSKIA Bandung Diproyeksi Melayani Pasien Covid-19 UmumBRI Jabarkan Strategi Kembangkan UMKM di UN Compact Leader Summit

Herman mengungkapkan, pemerintah daerah sudah mempunyai tim untuk penanganan stunting yang bukan hanya menangani gizi buruk yang di derita oleh anak, namun mencari akar permasalahannya. “Misalkan orangtuanya gimana statusnya, punya pekerjaan tidak, penghasilannya bagaimana, rumahnya bagaimana,” ujarnya.

Penanganan persoalan stunting pun, jelas Herman, dilakukan secara keroyokan. Jika rumahnya tidak layak huni akan dibantu oleh Dinas Sosial dan Dinas perkimtan. “Kalau misalkan dia (orangtua) tidak punya pekerjaan ada UMKM kita bantu. Sehingga ke depan orang tersebut memiliki kehidupan yang layak,” katanya.

0 Komentar