Yang empat orang itu paling hanya dipasangi ring tidak sampai 6 buah.
Pendapat dokter Jeffrey itu juga saya sampaikan ke dokter Ben Chua.
Tapi, saya yang belum bisa menerima pendapat itu. Berbagai upaya terus saya lakukan. Jangan-jangan D-dimer saya itu benar-benar happy hypoxia. Akibat Covid.
Baca Juga:Sebuah Rumah di Mande Cianjur Hangus TerbakarSeorang Pria Diduga Tewas Tersengat Aliran Listrik di Cilaku Cianjur
Tapi, begitu semua upaya itu gagal, saya pun pasrah. Saya menghubungi kembali dokter Ben Chua. Minggu lalu.
Saya ceritakan bahwa saya baik-baik saja. Tidak punya keluhan. Tidak merasa ada kelainan. Tidak kekurangan suatu apa. Tapi, D-dimer saya tetap tinggi.
“Bagaimana mengatasinya?” tanya saya.
“Kalau ke lab tidak usah periksa D-dimer lagi,” jawabnya.
Begitu simpel jalan keluar itu.
Saya memang sering bercanda dengan dokter yang sangat perhatian itu. Ia berpendapat sudah begitu lama saya mengalaminya tanpa ada gangguan apa-apa.
Saya pun tertawa.
Ia juga tertawa.
Saya pun punya sahabat baru: cendol darah di darah saya. (*)