Cianjurekspres.net – Akademisi Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Dwi Purnomo mengatakan, keberadaan BUMDesa sangat erat kaitannya dengan kepala desa.
“BUMDesa ini kan dibentuknya oleh pemerintah desa,” kata Dwi, Jumat (9/4/2021).
Namun, menurutnya, para aparatur desa ini memiliki pengetahuan yang terbatas tentang tata kelola BUMDesa. Ia pun menilai banyak kepala desa yang tidak memiliki kepedulian terhadap badan usaha tersebut.
“Jangan sampai warga desanya ingin maju, tapi dari pemerintah desanya enggak ada dukungan,” ujarnya.
Baca Juga:Bambang Tirtoyuliono: Harus Benahi Rantai Usaha Desa dari Hulu ke HilirPer Hari Ini, Harga Rapid Antigen Turun
Melihat pemerintah mengusulkan Sakola Bisnis Desa (Sabisa), menurut Dwi, hal ini sangat bagus untuk kepala desa dan pengelola BUMDesa. Karena akan diajarkan untuk menyusun rencana kerja secara bersama-sama. Melalui cara ini, dia berharap para penentu kebijakan ini bisa mengetahui kontekstual bisnis di masing-masing daerahnya.
“Jadi bukan hanya membuat produk yang kemudian dikenalkan, tapi harus ada inovasi,” katanya.
Selain itu, mereka pun akan diberi pemahaman tentang menggali potensi di desa, berinovasi, hingga mencari sumber dana.
“Dulu basisnya produk, sekarang di era digital kepala desa dan pengurus BUMDes harus mampu melihat perubahan. Perlu kolaborasi, saat ini kekuatannya di sumber daya manusia yang harus kreatif,” tutupnya.(nik)