Bagaimana dengan tahun 2021? Apakah bank masih mengerem diri? Dan apakah BRI sendiri masih akan tetap ekspansi? Atau menyesali diri –lalu ikut menginjak rem?
Memang, dari laporan tahun 2020 itu, laba semua bank mengalami penurunan. Cukup besar. Laba Bank Mandiri turun dari Rp 25 triliun (2019) ke Rp 14 triliun (2020). Laba BRI juga turun dari Rp 34 triliun ke Rp 18 triliun.
Penurunan laba itu tentu –terutama– akibat restrukturisasi utang perusahaan. Terutama penundaan pembayaran bunga kredit akibat pandemi.
Baca Juga:Tingkatkan Produktivitas Pertanian Melalui Pengembangan Alsintan, Forum Kerjasama Tripartit Plus Resmi DibentukSebuah Masjid di Cibeber Cianjur Hangus Terbakar, Diduga Korsleting Listrik
Tapi Sunarso nan-BRI telah berkomitmen Januari lalu: BRI tetap ekspansi kredit. Langkah mikro dengan pengaruh makro akan terus jadi kredonya.
Maka problem ekonomi tahun 2021 ini masih di sekitar itu: apakah bank sudah berani ekspansi atau belum. Kalau belum, apa yang harus dilakukan pemerintah.
Lalu, apakah bank-bank masih mau memperpanjang fasilitas restrukturisasi. Setidaknya hingga setahun lagi.
Beberapa perusahaan mungkin sudah bisa jalan tanpa perpanjangan fasilitas. Sebagian lagi tentu masih akan minta perpanjangan.
Tentu tidak seluruh situasi menjadi buruk. Pemerintah terus mampu memberikan optimisme. Misalnya soal SWF itu: terus saja bisa dipublikasikan negara mana lagi mau menanam uang berapa lagi.
Yang terbaru, Presiden Jokowi sendiri yang memublikasikan ini: desain mutakhir ibu kota baru Republik Indonesia di Kaltim. Video yang diluncurkan itu sangat menarik. Sangat mengesankan. Dengan narasi yang melibatkan emosi masyarakat luas: silakan kalau ada yang mau memberikan masukan untuk penyempurnaan.
Mungkin kita memang perlu terus menyeimbangkan diri: di antara dunia impian dan dunia realitas. (*)