Cianjurekspres.net – Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana menyatakan, tengah merancang konsep pengintegrasian layanan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Sehingga masyarakat lebih mudah mengakses layanan pemerintah.
Yana memaparkan, pengintegrasian layanan ini yakni menyediakan semua layanan hanya dalam satu kali akses. Bahkan, satu data adminitrasi yang dimiliki masyarakat bisa dipakai untuk beragam keperluan layanan.
“Di tahun ini kami minta Diskominfo mengintegrasikan semua aplikasi yang ada. Sehingga semua bisa dengan satu kali input sudah terintegrasi semua,” kata Yana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/4/2021).
Baca Juga:Diskominfo: Komitmen Keterbukaan Informasi Melalui EDJJelang PON, Pemprov Jabar Pastikan Atlet Jabar Divaksin Terlebih Dahulu
Menurut Yana, Pemkot Bandung sudah memiliki modal besar dengan beragam layanan yang tersedia dalam kanal digital. Hanya saja, masih sebatas masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Kini, Yana mengarahkan agar semua layanan dari berbagai OPD tersebut disatukan dalam sebuah kanal. Sehingga, masyarakat yang membutuhkan layanan pemerintah hanya cukup mengakses ke satu saluran saja.
“Pengembangan aplikasi awalnya hanya untuk kepentingan dinas. Sekarang kita minta diintegrasikan. Jadi untuk satu layanan, datanya juga bisa terkoneksi untuk layanan yang lainnya,” terangnya.
Sebagai cerminan, Yana melihat ketika pandemi Covid-19 menerpa Kota Bandung, OPD tak kesulitan saat diarahkan untuk memindahkan layanannya secara daring. Bukan hanya sebatas memudahkan layanan, tapi sekaligus menjadi langkah untuk menekan penyebaran virus.
“Di tengah pandemi, kami mendorong semua dinas untuk meminimalisir pertemuan antara yang memberi pelayanan dan yang diberi pelayanan. Sehingga interaksi jarang terjadi dan itu semua membutuhkan aplikasi,” jelasnya.
Selain pengintegrasian layanan serta optimalisasi kanal digital, Yana juga akan terus menggugah pandangan soal konsep smart city. Yakni, tidak hanya sebatas teknologi semata, melainkan harus didukung oleh perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
“Smart city bukan berarti sekadar terintegrasi, tapi bagaimana warga masyarakatnya menghargai kotanya. Seperti contohnya itu tidak buang sampah sembarangan itu wujud smart people,” ucapnya.(rls/nik)