Saat Merdeka diserahkan ke kami oplahnya tinggal ”satu becak” –mengutip kata-kata Margiono yang saya tugaskan menjadi dirut barunya.
Saya bilang kepadanya: kapan pun oplah Merdeka meningkat menjadi 40.000 saya belikan mesin cetak yang baru dan yang besar. Saya pikir target itu baru tercapai 2 tahun kemudian.
Ternyata, dalam 6 bulan, oplah Merdeka melewati angka 40.000. Saya kaget. Tapi saya tidak pura-pura lupa. Saya pun kontak ke relasi di Jerman: apakah ada mesin baru yang siap dikirim.
Baca Juga:Vaksinasi 57.630 Calon Jamaah Haji Lansia Ditargetkan Selesai MaretPPKM Mikro Diperpanjang Hingga 5 April 2021
Saya tahu: cara membeli mesin cetak web offset tidak seperti itu. Harus tanda tangan kontrak dulu baru mesinnya dibuat. Dua tahun kemudian baru bisa dikirim. Perjalanannya pun bisa dua bulan –naik kapal dan mampir-mampir pelabuhan lain.
Ternyata saya dapat jawaban yang tidak kalah mengejutkan: ada mesin baru yang siap dikirim. Kebetulan ada order dari Israel yang tiba-tiba dibatalkan. Saya bisa membelinya dengan harga 2 tahun sebelumnya –saat mesin itu dipesan.
Dua hari kemudian mesin itu sudah tiba di Cengkareng, Jakarta. Dinaikkan Boeing 747 cargo. Margiono memang hebat. Tidak heran kalau kelak –delapan tahun lalu– terpilih sebagai ketua umum PWI Pusat. Pun terpilih lagi untuk periode kedua.
Itulah kenangan manis bersama Boeing 747. Tidak lama lagi pesawat jenis itu akan hilang dari langit. Kalah efisien dengan ”adik”-nya, Boeing 777, yang bermesin dua. Yang begitu laris –apalagi kalau tidak ada pandemi lagi.
Tapi Airbus tidak takut untuk tetap membuat pesawat besar bermesin 4. Memang boros bahan bakar tapi pesawat baru itu dibuat besar sekali. Lebih besar dari Boeing 747. Bisa untuk 500 penumpang.
Itulah pesawat A380 –pesawat penumpang terbesar yang pernah dibuat manusia. Yang desainnya dua tingkat –sejak depan sampai belakang. Yang sayapnya agak melengkung –kelihatan anggun sekali.
Sejak ada A380 itu kekaguman saya ke Boeing 747 hilang. Maka, belakangan, setiap kali ke Amerika saya pilih naik Emirate. Lewat Dubai. Itu karena saya tahu: dari Dubai ke New York akan pakai Emirate A380. Hanya dari Jakarta ke Dubai yang menggunakan B777.