Di sisi lain, pemerintah juga telah menerapkan insentif pajak PPnBM 0 persen per Maret ini untuk mobil penumpang 4×2 berkapasitas mesin dibawah 1.500 cc, termasuk sedan, yang kandungan lokalnya mencapai 70 persen.
“Tentunya hal ini bisa memberikan dampak pada perkembangan tren mobil bekas pada 2021 ini, mengingat mobil yang tercakup dalam kebijakan ini hanya beberapa saja,” ungkapnya.
Carsome menilai bahwa tren yang akan terjadi di 2021 akan terjadi beberapa perubahan. Akan ada banyak orang yang menjual mobil lama mereka dan memutuskan membeli mobil baru karena harga yang lebih terjangkau.
Baca Juga:Kemenkes Optimis 1,1 Juta Vaksin AstraZeneca akan Habis MeiEmpat Hari Pencarian, Tim SAR Akhirnya Temukan AS yang Lompat ke Sungai Cianjur di Ciranjang
Industri mobil bekas pun akan semakin mendapat pasokan yang sehat, dan konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan. Pemilik mobil baru, yaitu mobil keluaran tahun 2018-2020, yang mencari upgrade baru lebih murah juga akan ikut menjual mobil mereka saat ini.
“Maka akan ada peningkatan jumlah mobil “lebih muda” di kumpulan pasokan. Jika harga mobil baru lebih terjangkau, harga mobil bekas juga akan jauh lebih terjangkau untuk pasar yang lebih besar,”katanya.
Ketika membahas soal prediksi tipe dan merek mobil yang akan menjadi high-demand selama 2021 ini, Delly Nugraha menyatakan, “Prediksi kami tidak terlalu berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu MPV compact & merek Jepang seperti Toyota, Honda, dan Nissan. Konsumen juga cenderung memilih mobil dengan usia muda sekitar 3-5 tahun. Laporan Inventure terbaru kami juga menemukan bahwa 75,1 persen responden menginginkan fitur mobil yang dapat membantu mengurangi risiko infeksi virus yaitu mencakupi sirkulasi udara yang lebih baik, jarak antar kursi, & sistem sanitasi,” tutupnya.(rls/nik)