Bukan Utang

Petir Politik
ilustrasi.(ist)
0 Komentar

SWF juga bukan lembaga keuangan seperti bank. Yang bisa mencatat dana luar dalam bentuk tabungan atau deposito. Yang SWF bisa memberikan bunga.

“Saya juga belum tahu. Belum pernah ada penjelasan soal itu,” ujar Mohamad Misbakhun, anggota DPR di komisi keuangan.

Saya sendiri masih sulit membayangkan di mana ekuiti itu akan dicatat. Apalagi sifatnya akan dinamis. Dana tersebut tentu akan masuk ke SWF tidak bersamaan. Kalau dicatat sebagai ekuiti SWF berarti komposisi ekuiti akan terus berubah.

Baca Juga:Dua Lansia Ditemukan Tak Bernyawa di Solokpandan CianjurDPC Partai Demokrat Cianjur Tolak KLB, Yadi Mulyadi: Jadi KLB itu bagi kami ilegal

Ataukah SWF akan membentuk banyak ”anak perusahaan?” Yang setiap kali masuk ke satu proyek, SWF membentuk badan usaha baru. Yang merupakan badan usaha patungan –antara SWF dan investor asing. Di setiap proyek, SWF setor betapa dolar dan investor asing setor berapa dolar. Lalu badan usaha patungan itu yang akan jadi pemegang saham sementara –atau permanen– di proyek yang dimasuki.

Berarti akan ada banyak anak perusahaan SWF. Yang, sesuai dengan kemampuan SWF, mayoritasnya si investor asing. Berarti anak perusahaan itu akan berstatus PMA –penanaman modal asing.

Ini akan menghadapi kendala besar. Kalau anak usaha PMA itu masuk ke salah satu BUMN yang sudah go public, berarti mayoritas saham BUMN tersebut akan menjadi di tangan asing.

Itu akan punya dampak legal yang panjang.

Tapi bisa jadi dana dari anak perusahaan PMA tadi masuk ke salah satu BUMN bukan sebagai penyertaan modal. Bisa saja masuk sebagai MTN –medium term note. Atau sebangsa itu. Dengan bunga yang menarik.

Begitu banyak jalan yang bisa diterobos di dunia bisnis. Asal uangnya ada. Uang itulah yang kita tunggu-tunggu. Ia bisa menjadi dewa penolong di tengah dunia yang lesu.

Sebelum dana asing itu benar-benar masuk, janganlah terlalu banyak pertanyaan. Jangan sampai lebih banyak pertanyaannya dari pada jumlah uangnya.

Biarlah direksi berpikir keras bagaimana mengubah komitmen itu menjadi uang. Biarlah cukup waktu memikirkan bentuk pencatatan ekuiti itu nanti.

Baca Juga:Cegah Penyebaran Covid-19, Tim Dekontaminasi BIN Sosialisasi di CianjurIzin Terbit, Timnas Indonesia Lakoni Pertandingan Uji Coba Kontra PS Tira Persikabo Malam Ini

Tapi, yang antre untuk mendapat uang itu sudah sangat panjang. Waskita Karya sudah terlihat ngebet menjual lima ruas jalan tol miliknya. Bahkan Pertamina sendiri sudah mengatakan perlu dana SWF sampai Rp 600 triliun. Agar proyek-proyek besarnya berjalan lancar.

0 Komentar