Ahli lain, Associate Professor Alex Cook di NUS Saw Swee Hock School of Public Health, mengatakan bahwa tidak hanya respons antibodi berubah seiring waktu, tetapi juga antibodi seseorang berbeda dengan orang yang lain.
“Beberapa orang mungkin memiliki respons yang lebih sedikit daripada yang lain, yang dapat membuat mereka berisiko lebih besar terkena infeksi ulang,” tutupnya.(jwp/nik)