Nah, pada saat kejadian, Fadly bersama lima rekannya satu tim diberi tugas perusahaannya untuk menerbangkan pesawat Nam Air dari Pontianak. Itu sebabnya ia menumpangi SJ 182 nahas tersebut dari Jakarta.
“Statusnya anak saya di pesawat itu extra crew,” ujar Sumarzen.
Hingga kemudian pada Sabtu kabar duka itu tiba ke keluarga Sumarzen. Fadly termasuk dalam manifest pesawat yang jatuh, SJ 182.
Sumarzen terlihat tegar. Karena kondisi Covid-19, ia dan keluarganya tidak datang ke Jakarta untuk melihat dan mengecek secara langsung proses pencarian jasad putranya.
Tes DNA untuk proses identifikasi ia lakukan di RS Bhayangkara Surabaya.
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayjen TNI Bambang Suryo Aji mengatakan Basarnas menerima informasi pesawat Sriwijaya Air SJ82 tipe Boeing 737-524 hilang kontak sekitar pukul 14.55 Wib.
Basarnas langsung berkoordinasi dengan Bandara Soekarno-Hatta terkait kapan pesawat terakhir kehilangan kontak dan mengerahkan seluruh potensi SAR.
Presiden Joko Widodo pun meminta jajarannya untuk memaksimalkan pencarian.(vva/nik)