Cianjurekspres.net – Pesantren menyimpan potensi yang besar sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Selain menjadi pusat pendidikan dan keagamaan, pesantren dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat.
Guna memaksimalkan potensi ekonomi pesantren, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) berinovasi. Salah satunya dengan meluncurkan program One Pesantren One Product (OPOP) pada 2018 lalu.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil melaporkan, hingga saat ini 1.500 pesantren mengikuti program OPOP. Di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jabar berupaya memperluas pasar dengan memanfaatkan platform digital.
“1500-an pesantren Alhamdulillah sekarang sudah punya bisnis dan berhasil selama pandemi karena dibimbing oleh Pemerintah Provinsi Jabar untuk memulai program wirausaha dan go digital,” kata Emil (sapaan Ridwan Kamil) dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/12/2020).
Emil mengatakan, Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan 5.000 pesantren bergabung dalam program OPOP. Hal ini untuk membuktikan bahwa semangat wirausaha di pesantren dan digitalalisasi tidak hanya milik warga perkotaan, tetapi juga untuk warga di perdesaan yang menjadi basis keberadaan pesantren.
“Mudah-mudahan target 5.000 Pesantren sampai akhir masa jabatan, bisa diwujudkan dan kita bisa membuktikan bahwa semangat wirausaha semangat digitalisasi tidak hanya milik orang kota, tapi juga mereka-mereka yang ada di perdesaan,” ucapnya.
Selama pandemi Covid-19, produk-produk pesantren yang tergabung dalam OPOP dipasarkan melalui pameran online. Hal ini untuk lebih memudahkan pembeli dan pesantren melakukan transaksi jual-beli.
“Selama pandemi Covid-19 kita melakukan pameran online, jadi pembeli bisa mengeklik seolah-olah berada di tempat pameran dan produknya dan sehingga bisa melakukan transaksi kepada pesantren,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil juga memberikan penghargaan tiga terbaik pesantren yang mengembangkan wirausaha. Produk ketiga pesantren tersebut akan dipromosikan ke pasar global.
“Kami memberikan juga penghargaan tiga terbaik yang insyaallah akan jualan sampai ke luar negeri,” ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar Kusmana Hartadji melaporkan, total transaksi dalam temu bisnis OPOP sebesar Rp.21 miliar.
“Proses temu bisnis digelar secara daring dan langsung, panitia mengundang para perwakilan Indonesia di luar negeri untuk kurasi produk yang dibutuhkan,” ujar Kusmana.