Cianjurekspres.net — Orisinalitas dan keramahan adalah syarat wisata berkelanjutan suatu daerah. Destinasi wisata makin berkembang sehingga warga sekitar pun sejahtera.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dengan dilestarikan ritual adat tahunan ‘Sedekah Bumi’ di desa wisata dengan protokol Covid-19 masih bisa dilaksankan. Biasanya Sedekah Bumi dihadiri ribuan orang dari penjuru desa di Kabupaten Kuningan. Kini hanya dihadiri perwakilan dari empat RT desa setempat.
“Meski hanya dihadiri sedikit orang, makna dan nilai warisan leluhur tidak berkurang sama sekali. Sedekah Bumi diadakan sebagai wujud rasa syukur petani kepada Yang Maha Kuasa atas panen melimpah, seperti padi, sayuran, buah–buahan, palawij, dan hasil ternak. Sedekah merupakan cerminan solidaritas sosial yang perlu dikembangkan di tengah pandemi Covid-19,” ujar Emil (sapaan Ridwan Kamil) dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/10/2020).
Emil menyebut, dalam menikmati Sedekah Bumi yang diselenggarakan di tengah alam Kuningan yang masih terjaga, dapat menghirup segar oksigen dari rimbunnya pohon-pohon besar dan tua dengan latar belakang Gunung Ciremai.
Ngamumule (melestarikan) hajatan Sedekah Bumi hingga kini di era digital mampu menjadikan Sedekah Bumi sesuatu yang berharga untuk diwariskan kepada generasi Z dan Alpha. Ia berpesan agar Sedekah Bumi konsisten dilaksanakan tiap tahun dengan menawarkan sesuatu yang baru tapi tidak menghilangkan orisinalitas tradisi Kuningan.
Kata Emil, orisinalitas menjadi alasan wisatawan terutama mancanegara untuk datang ke destinasi wisata. Jika mereka puas, para wisman itu tidak segan datang untuk kedua kalinya dengan membawa kelurga atau teman perjalanan.
“Jaga tradisi budaya lokal ini sebaik-baiknya, agar masyarakat Desa Cibuntu tetap memiliki identitas. Tidak boleh hilang adalah keramahtamahan warga, anu someah hade ka semah,” katanya.
Ia menegaskan, orisinalitas dan keramahtamahan warga menjadi salah satu syarat pariwisata berkelanjutan (suistainable tourism) yang berpotensi besar mendatangkan kesejahteraan bagi warga sekitar destinasi wisata.
“Masyarakat Desa Cibuntu semuanya soleh karena sudah nyugemakeun (memberikan kenyamanan) wisatawan, dengan total ada 300 rumah yang bisa disewakan untuk dijadikan homestay,” katanya.
“Saya titip ke Abah Awang (Kepala Desa Cibuntu), agar jangan berpuas diri dan bisa menjadi teladan sebagai ‘Bapak Pembangunan’ di desa wisata lainnya. Sehingga maju bersama-sama untuk menjadi bangsa yang besar,” harapnya.