Sekarang yang terpenting menurut Isnaeni, teman-teman yang merasa bersama-sama berjuang dengan Komisi A apapun bentuknya harus betul-betul lillahi ta’ala untuk ingin mengembangkan adanya DOB.
“Justru harus bersyukur dari sekian bupati yang ada di Kabupaten Cianjur yang waktu dulu itu menggembar-gemborkan DOB. Hanya pak Herman yang berani menandatangani persetujuan bersama dengan dewan, itu sejarah,” tuturnya.
Karena apa? tanya Isnaeni, isu DOB bukan sekarang-sekarang tapi sudah belasan tahun kebelakang sejak dari awal dirinya menjadi dewan dan pernah dua kali menjabat Ketua Pansus DOB Cianjur Selatan dan Utara.
Baca Juga:Mulai 27 Juli, Warga Jabar tak Pakai Masker Didenda Rp100-150 RibuPilkada Cianjur, Golkar Resmi Usung Herman-Tb Mulyana
“Ketika itu apa yang terjadi, ketika eksekutif tidak ingin melakukan persetujuan bersama dengan dewan, dewannya sudah ok. Nah ini kan jadi hambatan secara administrasi,” kata Politisi Golkar itu.
Tapi sekarang, Isnaeni mengajak untuk bersyukur dan dirinya memohon maaf bukan kampanye. Hanya Haji Herman yang berani melakukan penandatanganan persetujuan bersama yang lainnya tidak ada dan harus diakui itu.
“Saya gak tahu kalau setelah pilkada terjadi sesuatu tidak Pak Herman lagi, mau gak tanda tangan?. Dulu pun seperti itu isunya ketika akan pilkada diisukan, tapi kan tetap yang ketika itu menjadi incumbent tidak mau tanda tangan. Tapi sekarang menandatangani, saya sebagai Ketua Komisi A sekali lagi sangat menghargai dan menghormati keberanian Pak Bupati Herman dalam melakukan penandatanganan bersama dengan DPRD Cianjur, itu syarat mutlak untuk persyaratan DOB, tanpa itu bohong,” pungkasnya.(Herry Febriyanto)