Jembatan Penyeberangan Lama Tinggal Tulang, Warga Dua Desa di Kadupandak Cianjur Minta Dibangun Baru

Jembatan Penyeberangan Lama Tinggal Tulang, Warga Dua Desa di Kadupandak Cianjur Minta Dibangun Baru
Begini kondisi jembatan penghubung Desa Talagasari dan Neglarasi, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur.(foto/ist)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Warga Desa Talagasari dan Neglarasi, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur meminta segera dibangun jembatan penyeberangan yang menghubungkan dua desa tersebut.
Warga di Desa Neglasari Kecamatan Kadupandak Aa Jaelani (40) mengatakan, lokasi jembatan yang saat ini sangat dibutuhkan warga untuk beraktifitas adalah di Kampung Cipeusing, RT 002/RW 007 Desa Talagasari Kecamatan Kadupandak.
“Jadi keberadaan jembatan yang saat ini ada, kondisinya sangat mengkhawatirkan, dan sangat tidak layak,” kata Jaelani, Rabu (17/6).
Jaelani mengatakan, jembatan tersebut merupakan perbatasan dengan Kampung Brajil Desa Neglasari Kecamatan Kadupandak.
“Dibilang layak, ya sangat tidak layak untuk dijadikan jembatan penyeberangan. Karena kondisinya hanya tinggal tulang besinya saja, sangat berbahaya,” katanya.
Baca Juga: Pipa PDAM yang Bocor Lagi Diperbaiki, Warga Cianjur Kota Cari Air Pakai Galon
Menurutnya, pada Mei 2019 lalu, sudah ada kabar baik. Bahwa di akhir tahun 2019 kemarin akan ada pembangunan jembatan namun hingga saat ini tak kunjung ada.
“Katanya mau ada pembangunan jembatan, tapi hingga saat ini tidak ada,” ujarnya.
Sebagai warga dan juga aktif di organisasi, Aa Jaelani mempertanyakan apa yang sudah menjadi rencana pemerintah dalam hal ini Dinas PUPR bahkan surat keputusan pembangunan sudah beredar.
“Sebagai warga Cianjur Selatan tentu saya juga punya hak untuk menanyakan kejelasan pembangunan jembatan tersebut,” katanya.
Menurutnya, jembatan yang saat ini terlantar merupakan akses utama penghubung antara dua desa. Agar jembatan tersebut bisa digunakan, warga sekitar pun mencoba untuk memperbaikinya dengan alakadarnya.
“Sekarang memang sudah diperbaiki warga sekitar, akan tetapi sangat jauh dari kata aman, karena hanya menggunakan peralatan alakadarnya saja. Saya mohon pemerintah, dalam hal ini Dinas PUPR segera merealisasikannya,” papar Jaelani.(yis/sri)

0 Komentar