Cianjurekspres.net – Desa Digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet dalam pengembangan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan informasi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut, untuk menjawab tantangan dan peluang sektor Ekonomi Kreatif (ekraf) setelah pandemi dengan Desa Digital. Nantinya, seluruh pelayanan publik di desa akan didigitalisasi, koneksi internet akan dibenahi, command center dibangun, dan masyarakat desa dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan produk unggulan di wilayahnya.
“Setelah pandemi Covid-19 ini digitalisasi di desa akan menjadi prioritas kami,” kata Emil (sapaan Ridwan Kamil) dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/6/2020).
Di sektor perikanan, ribuan kolam sudah menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.
BACA: Wishnutama: Banyak Peluang Baru Ekraf Di Tengah Pandemi
Selain itu, sejumlah desa sudah mulai memasarkan hasil pertanian melalui e-commerce. Hal itu menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi yang kerap melambungkan harga, dapat dipangkas.
Emil melaporkan, Desa Digital terpilih sebagai Digital Equity and Accessibility dalam ajang IDC Smart City Asia/Pacific Awards 2020, karena dinilai mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan aksesibilitas informasi melalui pemanfaatan teknologi digital dan internet.
“Dua minggu lalu, Desa Digital kami mendapat penghargaan di level Asia Pasifik, mengalahkan inovasi dari Selandia Baru dan Australia,” katanya.
Pendiri UNKL 347, Dendy Darman mengatakan, dalam menghadapi krisis seperti pandemi Covid-19, pelaku ekraf harus mampu memanfaatkan sumber daya terdekat, baik manusia maupun bahan baku.
“Kita bisa survive dengan bagaimana memanfaatkan lingkungan sekitar. Jadi, karena memang, kalau sekarang, dampaknya sama hubungan luar negeri, kita usahakan tidak terlalu banyak ketergantungan sama bahan baku dari luar,” ucapnya.
Dendy juga menyatakan, saat ini, para pelaku ekraf harus memanfaatkan digitalisasi dengan sebaik-baiknya.
“Kita bisa langsung berhubungan dengan orang, klien, pembeli, tidak harus ketemu. Sekarang, selain kita fokus memanfaatkan yang ada sekitar kita, kita manfaatin komunikasi seperti online,” pungkasnya.(rls/**)